Hadapi Ramadan, Aprindo Minta Pasokan Pangan Terjaga
- VIVAnews/Zahrul Darmawan
VIVA.co.id – Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia meminta pemerintah melalui kementerian terkait untuk memperhatikan ketersediaan pasokan bahan pokok pangan, selain memberikan intervensi dalam tata niaganya, seperti aturan harga eceran tertinggi ritel untuk gula, daging kerbau beku, dan minyak goreng.
Dewan Pakar Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia Handito Hadi Joewono mengatakan bahwa ada dua aspek yang perlu diperhatikan pemerintah untuk mengendalikan stabilitas harga dalam negeri khususnya untuk mempersiapkan datangnya Ramadan atau bulan puasa.
Dua aspek tersebut meliputi, psikologis pasar dan aspek fundamental, yaitu ketersediaan produksinya. Menurutnya, psikologis pasar sejauh ini sudah cukup maksimal dilakukan oleh Kementerian Perdagangan sebagai pihak yang bertanggungjawab.
"Tapi, kan yang ngurusin suplai kan bukan Mendag (Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita). Harga beras, cabai, daging kan juga tergantung produsennya. Kalau sesuai koordinasinya kan Kementan (Kementerian Pertanian), Kemenperin (Kementerian Perindustrian)," ujar Handito kepada VIVA.co.id pada Kamis, 13 April 2017.
Aspek produksi menurutnya menjadi aspek yang sangat mendasar yang perlu difokuskan oleh pemerintah, khsusnya untuk bahan pokok pangan yang di tangan Kementan. Selain Mendag, Mentan menurutnya harus melalukan banyak intervensi untuk terjaminnya produksi bahan pangan dalam negeri.
"Aspek fundamentalnya harus diperhatikan kalau tidak kasihan Kemendag jadi sasaran tembak terus. Sekarang aja masih ditembakin orang. Jadi, kalau kebijakan Kemendag tidak dibackup dengan suplai yang cukup ya tidak bisa," tuturnya.
Ia melanjutkan, bahwa proporsi tugas tersebut harus betul-betul diperhatikan dan diseimbangkan. Tidak bisa salah satunya lepas tangan.