2.500 Desa Terpencil Akan Diterangi Pakai Panel Surya

Menteri ESDM Ignasius Jonan.
Sumber :
  • Fikri Halim/VIVA.co.id

VIVA.co.id – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyampaikan, pemerintah telah siap memberikan penerangan aliran listrik untuk 2.500 desa terpencil di seluruh Indonesia.

Resmikan PLTB Pertama di Sidrap, Jokowi Sebut Seperti di Belanda

Menteri ESDM, Ignasius Jonan mengatakan, Presiden Joko Widodo telah menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) perihal pemasangan panel surya (solar panel) untuk daerah terpencil.

"Presiden telah menandatangani Perpres untuk memasang solar panel, setidaknya untuk 2.500 desa yang tidak terjangkau listrik saat ini," kata Jonan, dalam acara Indonesia Energy Conference di Hotel Mulia, Jakarta, Selasa 11 April 2017

Kunjungi Sulsel, Jokowi Resmikan Tiga Pembangkit Listrik

Jonan menjelaskan, penggunaan panel surya ini merupakan langkah lanjutan pemerintah, setelah pencabutan subsidi listrik bagi pelanggan 900 volta ampere (VA) lalu. Anggaran dari pencabutan subsidi tersebut, akan dialihkan untuk pemasangan panel surya di tempat terpencil yang belum terjangkau listrik.

Jonan menyebut, saat ini, masih ada 10 ribu desa, atau 15 juta masyarakat yang belum mendapatkan listrik secara optimal. Dengan demikian, pihaknya akan berusaha memastikan program penerangan listrik desa berjalan dengan lancar, agar target penerangan di seluruh wilayah Indonesia dapat terealisasi.

Jokowi Akan Resmikan PLTB Pertama di Indonesia

"Setidaknya, pada 2019 atau 2020, sebanyak 2.500 desa sudah harus terang. This is the goal (ini tujuannya)," tuturnya.

Seperti diketahui sebelumnya, pemerintah berencana memasang panel surya pada 2.500 desa terpencil dan terluar di Indonesia. Diharapkan nanti, setiap dua rumah tangga, mendapatkan satu panel surya yang bisa digunakan bersama-sama.

Dengan pemasangan panel surya ini, diharapkan dapat membantu target tambahan daya listrik sebesar 20 ribu megawatt (MW) pada 2019. (asp)

Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Sidrap, Sulawesi Selatan

Cerita Baru Energi Terbarukan

Harus diakui pembangkit ini lebih mahal, namun ke depan lebih murah.

img_title
VIVA.co.id
4 Juli 2018