Integrasi Sistem Jalan Tol Terapkan Tarif Subsidi Silang
- ANTARA FOTO/Rosa Panggabean
VIVA.co.id – Pemberlakuan aturan pembebasan transaksi oleh PT Jasa Marga Tbk, di Gerbang Tol Karang Tengah, Tangerang, Banten, dikeluhkan sebagian masyarakat. Sebab, hal itu dinilai malah menimbulkan antrean di sejumlah jalur keluar dan masuk tol, seperti misalnya di exit tol Alam Sutera, Karawaci dan Tangerang.
Selain itu, banyak juga pengguna jalur tol yang mengeluhkan akan adanya kenaikan tarif, dari harga tarif yang biasanya harus mereka bayar selama ini.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol, Herry T. Zuna menjelaskan, dengan adanya upaya integrasi sistem jalan tol ini, para pengguna jalan tol dari Jakarta ke Cikupa, justru hanya diharuskan melakukan satu kali pembayaran, dengan satu tarif sebesar Rp7.000 untuk kendaraan golongan I.
"Ada subsidi silang antara (pengguna jalan yang) satu sama yang lain. Artinya, maka (pengguna jalan tol) jarak jauh akan tersubsidi oleh (pengguna tol) yang jarak dekat. Sehingga, harusnya pengguna yang jarak jauh bayar Rp8.500, sekarang jadi Rp7.000," kata Herry di kawasan Jakarta Barat, Senin 10 April 2017.
Walaupun sebagian masyarakat pengguna jalan mengaku keberatan dengan aturan tersebut, Herry berharap, agar hal ini dapat dimaklumi, sebagai upaya pemerintah dalam melakukan perubahan mekanisme sistem transaksi semacam itu.
Namun, Herry juga memastikan bahwa dengan diberlakukannya skema subsidi silang yang di satu sisi dianggap sebagai kenaikan tarif tol (bagi pengguna tol jarak pendek) ini, maka tahun depan seharusnya tidak perlu ada lagi kenaikan biaya tarif tol. "Tahun depan harusnya tidak naik. Karena sudah cukup," kata Herry.
Karenanya, Herry pun mendesak pihak PT Jasa Marga dan PT Marga Mandalasakti selaku operator jalan tol Jakarta-Merak ini, untuk segera memperbaiki dan meningkatkan kualitas pelayanan mereka.
Termasuk, di dalamnya berupa perbaikan kualitas jalan, penyediaan layanan informasi mengenai kondisi jalan tol bagi masyarakat, sampai kepada pemasangan CCTV, guna pemantauan kondisi lalu lintas di sepanjang jalur tol Jakarta-Merak tersebut.
"Saya mendorong dengan keras (kepada pihak operator), agar aspek pelayanan juga bisa ditingkatkan, baik dari segi kondisi maupun yang sifatnya responsif. Termasuk, pelayanan dalam konteks informasi," kata Herry.
"Karena selain integrasi, kami juga mendorong peningkatan pelayanan. Selain jalannya harus baik, ada aplikasi JM Care mobile apps, dan agar dipasang CCTV setiap 500 meter. Karena ini semua, muaranya kan memang ke arah pelayanan," ujarnya. (asp)