Indonesia Tawarkan Sejumlah Proyek Bandara kepada Australia

Ilustrasi bandara.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Kementerian Perhubungan memberikan penawaran kepada Australia untuk menanamkan investasinya di sektor infrastruktur. Proyek yang ditawarkan adalah bandar udara. 

Kantongi Investasi Rp295 Triliun usai Kunjungan 5 Negara, Prabowo Subianto: Alhamdulillah!

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Agus Santoso menyampaikan hal itu di sela pertemuan Transportasi Sector Forum yang digelar di Nusa Dua, Bali.

Menurut Agus, Indonesia membuka ruang bagi Negeri Kanguru itu untuk menanamkan modalnya baik di wilayah laut, udara dan perkeretaapian jika dianggap potensial. Tapi, ada proyek yang dianggap paling potensial tentu yang berdampak langsung dengan Australia. Dalam hal ini adalah bandara di Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Daftar Proyek yang di-Groundbreaking Jokowi Hari Ini, Ada Murni Investor Asing

"Rekan-rekan wisatawan dari luar negeri itu biasanya mengajak serta keluarga mereka seperti istri dan anak-anak. Ini yang menjadikan Komodo atraktif sekali. Jadi, yang paling potensial yang kita tawarkan tentu yang paling dekat dengan Australia dan Pulau Komodo salah satunya," kata Agus, Kamis 6 April 2017.

Penawaran kedua adalah bandara di Mandalika. "Di situ sudah ada airport besar yaitu Lombok Raya," ujarnya menambahkan.

Investor Asal China Akhirnya Garap Proyek di IKN, Rogoh Kocek Rp 500 Miliar

Ketiga yakni pembangunan bandara di Pulau Bali bagian utara, tepatnya di Kabupaten Buleleng. Menurut Agus, saat ini kondisi Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai sudah penuh sesak. Saat ini saja sudah ada 28 penerbangan dalam sehari dari dan ke Australia melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. 

"Kita akan kembangkan, karena sudah sangat penuh sesak. Di (Bali bagian) utara, ada potensi pembangunan potensial," ujarnya.

Pembangunan bandara di Buleleng tak hanya soal pemindahan lalu lintas pesawat belaka, tetapi juga tercakup membangun objek wisata baru yang belum dikembangkan. "Ini akan sangat menarik. Kemudian yang kita tawarkan untuk jangka panjang yakni new airport di Jakarta," kata Agus.

Ia berharap, dengan kerja sama ini dapat menggeliatkan sektor lainnya yang masih berkaitan dengan infrastruktur. Misalnya di Pulau Komodo, maka tak hanya sekadar investasi bandara saja, melainkan juga sarana pendukung yang ada di dalamnya.

"Semacam airport city itu. Jadi airport dan semua pendukung yang ada di dalamnya. Kelebihan di sana (Pulau Komodo) itu kan banyak resort yang ingin masuk seperti hotel dan lain sebagainya. Resort itu kan penopang pariwisata." (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya