Apartemen Tapak Alternatif Pencari Hunian Berkantong Tipis

Tampak depan apartemen tapak di Kramat Jati, Jakarta Timur.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Andry Daud Arifin

VIVA.co.id – Salah satu terobosan di industri properti terkini adalah konsep 'apartemen tapak'. Bangunan ini berupa hunian berjejer dengan luas masing-masing 24 meter persegi, yang berdiri di atas tanah 36 meter persegi.

Meski Terpaut 10 Tahun, Tiara Aurellie Diberi Kado Apartemen oleh Sang Kekasih

Konsep hunian sederhana bernuansa apartemen itu dikembangkan oleh salah satu pengembang lokal di kawasan Kramat Jati, Jakarta Timur, yang dibanderol dengan harga sekitar Rp200 juta untuk tiap unitnya.

Head of Markets Jones Lang LaSalle (JLL) Angela Wibawa menilai, konsep properti seperti ini memiliki potensi yang besar di pasar, karena tipe rumah tapak nyatanya memang masih menjadi kebutuhan utama bagi konsumen yang ingin memiliki hunian.

Menlu Diminta Jadi Fasilitator Penyelesaian Polemik Pembangunan Kedubes India dengan Warga Terdampak

"Jadi alternatif dari jenis properti semacam ini akan menjadi pertimbangan bagi konsumen. Kalau enggak mau milih apartemen di harga Rp200 jutaan, ya mereka bisa mendapatkan landed property seperti misalnya konsep apartemen tapak ini," kata Angela di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Rabu 5 April 2017.

Tampak dalam apartemen tapak di Kramat Jati, Jakarta Timur.

5 Fakta Menarik di Balik Pengungkapan Kasus Prostitusi di Apartemen Depok

Pekerja di apartemen tapak di Kramat Jati, Jakarta Timur.

Angela menjelaskan, jika konsep apartemen tapak ini dijual sekaligus dengan Hak Guna Bangunan (HGB) dan segala macam sertifikasi lain seperti layaknya membeli rumah, maka hal itu tentunya merupakan salah satu keunggulan dari konsep apartemen tapak.

"Karena menurut saya, itu adalah opportunity yang bisa menciptakan permintaan untuk mereka membeli produk tersebut,” kata Angela.

Walaupun sebenarnya, dia melanjutkan, apartemen tapak ini tidak jauh berbeda dengan kontrakan bercita rasa apartemen. “Makanya mesti dicari tahu, apakah ini mereka kontrak atau (membeli) dapat tanah dan bangunan, serta HGB," ujar dia.

Selain itu, prospek pasar lainnya dari konsep apartemen tapak ini, menurut Angela, dapat dilihat dari layanan yang ditawarkan pengembang. Sebab, jika dengan harga di kisaran yang sama mampu menawarkan layanan seperti kebersihan dan keamanan, apartemen tapak ini seharusnya juga memikirkan keunggulan tersebut.

"Jadi tergantung juga pada layanan apa yang ditawarkan kepada konsumen, apakah lebih menarik dari apartemen dengan harga serupa atau tidak,” tuturnya.

Karena, untuk apartemen itu, menurut Angela, penghuni harus membayar biaya pelayanan setiap bulan. “Ada iurannya. Maka nanti pembeli akan compare, apakah biaya semacam itu juga dikenakan di konsep apartemen tapak ini," kata Angela.

Die menjelaskan, bila semua kelebihan apartemen tapak itu bisa mengungguli semua keunggulan apartemen vertikal dengan harga setara, konsep apartemen tersebut akan sangat berpotensi di pasar. “Karena ini kan landed ya, jadi seharusnya juga dapat (sertifikat) tanah dan bangunan," ujarnya. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya