Bank Dunia Kucurkan Rp2,6 triliun untuk Infrastruktur RI
- diverseeducation.com
VIVA.co.id – Badan Direksi Eksekutif Bank Dunia menyetujui pendanaan tambahan dalam rangka mendukung investasi infrastruktur oleh sektor swasta. Tak tanggung-tanggung, pendanaan yang diberikan mencapai US$200 juta, atau setara dengan Rp2,6 triliun.
“Seiring perjalanannya menjadi negara yang memiliki penghasilan tinggi dan sejahtera, ada kebutuhan besar pembangunan infrastruktur di Indonesia,” jelas Kepala Perwakilan Bank Dunia di Indonesia Rodrigo Chaves, dikutip melalui keterangan tertulisnya, Jakarta, Minggu 26 Maret 2017.
Sampai saat ini, Indonesia mengalami kekurangan pendanaan infrastruktur sekitar US$6 miliar per tahun, atau Rp79,9 triliun (Kurs Rp13.324 per dolar AS). Bahkan, negara pun mengalami kerugian setara lebih dari satu persen produk domestik bruto, karena minimnya investasi di sektor infrastruktur. Terbatasnya infrastruktur, menjadi masalah.
Misalnya, dari sektor logistik dan transportasi yang kurang baik, keterbatasan energi, dan pertumbuhan usaha yang relatif melambat. Belum lagi, ditambah dengan buruknya kualitas layanan air dan sanitasi, yang memiliki implikasi terhadap kesehatan masyarakat.
“Infrastruktur yang baik, tentu akan meningkatkan daya saing barang dan jasa, serta memperluas akses layanan dasar yang membawa manfaat bagi masyarakat,” kata Chaves.
Lead Financial Sector Specialist, Christopher Juan Costain mengatakan, pembangunan infrastruktur di Indonesia membutuhkan modal jangka panjang, demi memastikan agar proyek-proyek infrastruktur bisa bertahan secara finansial. Apalagi, pendanaan dari pemerintah tidak akan cukup untuk membiayai infrastruktur.
Sebagai informasi, pendanaan ini akan diberikan kepada PT Indonesia Infrastructure Finance (IFF). Pada 2009, lembaga donor pun telah memberikan pendanaan sebesar US$100 juta kepada PT IFF, yang telah dipergunakan untuk mengembangkan 18 proyek di sektor transportasi, listrik, sampai energi terbarukan.
Pendanaan tambahan itu diharapkan dapat membantu PT IFF mendanai proyek infrastruktur yang jauh lebih besar, dalam jangka waktu yang lebih lama. Di samping itu, juga meningkatkan operasional ekuitas perusahaan tersebut.
“Partisipasi sektor swasta yang lebih kuat, diperlukan untuk memenuhi kebutuhan proyek infrastruktur yang sangat besar di Indonesia,” jelas Chief Executive Officer PT IFF, Adi Soerono. (asp)