Ciri-ciri Lowongan Kerja yang Tak Aman
- Pixabay/ niekverlaan
VIVA.co.id – Mendapatkan pekerjaan yang nyaman dengan gaji besar, tentu menjadi hal yang membanggakan, sekaligus membahagiakan. Namun, di zaman serba canggih ini, mendapatkan pekerjaan bukanlah hal yang mudah.
Saat melamar pekerjaan, bisa jadi, Anda harus berjuang keras, karena bersaing dengan ribuan orang. Tak heran, banyak orang tergiur, ketika ada lowongan kerja terpampang, menawarkan gaji besar.
Tak hanya itu saja, sedikitnya lapangan pekerjaan dan banyaknya jumlah orang yang melamar pekerjaan, situasi ini seringkali dimanfaatkan untuk melakukan penipuan dengan kedok lowongan kerja. Untuk itu Anda perlu waspada.
Agar tak terjebak penipuan, berikut adalah beberapa ciri-ciri yang harus Anda perhatikan dalam mengidentifikasi lowongan kerja yang tidak aman, seperti didapat VIVA.co.id dari rilis JobStreet.com.
Perekrutan berbayar
Mengharuskan Anda untuk membayar biaya, dengan alasan apapun selama proses rekrutmen.
Meminta data pribadi tanpa undangan wawancara
Meminta detail pribadi Anda seperti akun bank, nomor KTP, dan alamat rumah tanpa adanya undangan wawancara.
Diterima tanpa proses wawancara
Penawaran kerja tanpa adanya lamaran dari Anda dan tanpa proses wawancara, bisa jadi ini bukanlah pekerjaan yang aman untuk Anda.
Deskripsi pekerjaan yang tidak jelas
Undangan wawancara yang tidak memberikan penjelasan mengenai posisi yang ditawarkan, atau tawaran pekerjaan tersebut tidak sesuai dengan deskripsi yang ditawarkan selama proses rekrutmen. Selain itu, penawaran kerja tidak berhubungan dengan keahlian Anda, bisa menjadi hal yang patut dicurigakan.
Gaji yang terlalu tinggi dan tidak wajar
Penawaran kerja yang terlalu baik dan menawarkan gaji tinggi yang tidak wajar, belum tentu pekerjaan tersebut aman. Anda patut curiga dan wajib menyanyakan lebih detail perusahaan bidang apa yang Anda tengah datangi.
Alamat email dan website mencurigakan
• Tidak adanya situs resmi, atau media sosial perusahaan yang menjelaskan profil dan kegiatan perusahaan tersebut.
• Alamat email perusahaan yang gratis dan tidak sesuai dengan alamat email yang ada di situs resmi perusahaan tersebut.
• Korespondensi email yang tidak profesional dan tidak mencantumkan detail kontak perusahaan seperti nomor telepon dan alamat kantor. (asp)