Telekomunikasi Basis IP, Tarif Interkoneksi Tak Lagi Relevan
- REUTERS
VIVA.co.id – Sejumlah pihak menilai jika saat ini sudah bukan zamannya lagi operator mengandalkan pendapatan dari tarif interkoneksi. Pendapatan tersebut seharusnya bisa diperoleh dari data karena sistem telekomunikasi sekarang telah beralih dari switching ke internet protocol base.
Hal ini diungkap oleh Ketua Forum Telematika Kawasan Timur Indonesia (KTI), Hidayat Nahwi Rasul, kepada wartawan di Jakarta, Selasa, 21 Maret 2017. Menurut dia, sistem komunikasi yang berubah itu akan menjadikan tarif interkoneksi tidak relevan lagi untuk dijadikan beban ke pelanggan.
"Infrastruktur jaringan bandwidth hingga kecepatan upload dan download akan menjadi magnet persaingan antaroperator seluler di Indonesia.Jangan sampai biaya interkoneksi diterapkan tidak sesuai dengan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, serta menjadi beban pada pengguna atau user," ujar Hidayat.
Dalam kesempatan yang sama, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) daerah juga mendesak pemerintah untuk segera merealisasikan rencana penurunan tarif interkoneksi secara signifikan. Penurunan tarif interkoneksi memang sudah menjadi kebutuhan sehingga harus ada kajian lagi yang lebih mendalam agar pelaksanaannya menguntungkan konsumen.
"Selain meringankan beban pelanggan, kebijakan penurunan tarif interkoneksi merupakan salah satu upaya mendukung persaingan sehat di industri telekomunikasi di Indonesia," ujarnya.
Sebelumnya, Komisioner Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI), I Ketut Prihadi Kresna, mengatakan pihaknya berkomitmen untuk mendukung industri telekomunikasi yang sehat. Oleh karena itu, penyesuaian tarif interkoneksi adalah satu upaya yang mengarah pada persaingan industri telekomunikasi yang sehat. (ase)