Rupiah Diproyeksi Menguat, Ini Pendorongnya

Penjualan valas di Cikini
Sumber :
  • Fanny Octavianus

VIVA.co.id – Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pekan ini diproyeksi menguat. Terdorong beberapa sentimen positif perekonomian dalam maupun luar negeri. 

Rupiah Ikut Melemah Dipicu Konflik Israel-Iran

Analis PT Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menjelaskan, sentimen positif itu mulai dari berkurangnya risiko ketidakpastian dari bank sentral AS The Fed, dan rencana rilis peraturan baru Bank Indonesia.

"Optimisnya BI dalam menstabilkan laju rupiah, mulai stabilnya harga minyak dunia, dan lainnya," ujarnya di Jakarta, Senin, 20 Maret 2017.

Rupiah Melemah ke Rp 15.187 per Dolar AS Usai Pernyataan Hawkish The Fed

Menurutnya, imbas dari pertemuan The Fed yang menaikkan tingkat suku bunga acuannya telah membuat pergerakan dolar kembali melanjutkan penurunannya, sehingga laju rupiah dapat memanfaatkannya untuk dapat bergerak positif. 

Seperti diketahui, sebelumnya The Fed memutuskan untuk menaikkan kisaran target suku bunga federal funds sebesar 25 bps menjadi 0,75-1,0 persen. 

Rupiah Dibuka Menguat ke Level Rp15.104 per Dolar AS

"Berkurangnya risiko ketidakpastian membuat demand terhadap dolar berkurang dan berimbas pada terdepresiasinya dolar," tuturnya.

Pihaknya memperkirakan, awal pekan ini rupiah akan bergerak dengan kisaran pada kisaran Rp13.360 hingga Rp13.300 per dolar AS.

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah mengalami pelemahan di akhir perdagangan Jumat pekan lalu. Rupiah dibanderol Rp13.342 per dolar AS, lebih tinggi dari hari sebelumnya di level Rp13.336 per dolar AS.

Pekerja menunjukkan uang Rupiah dan Dolar Amerika Serikat di sebuah tempat penukaran uang di Jakarta.

Rupiah Melemah ke Rp 15.523 per dolar AS, Ini Pemicunya

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot melemah pada perdagangan Jumat, 4 Oktober 2024.

img_title
VIVA.co.id
4 Oktober 2024