Aliri Listrik Indonesia Timur PLN Kerahkan Pembangkit Mobile
- Istimewa
VIVA.co.id – PT Perusahaan Listrik Negara menyatakan, untuk memenuhi kebutuhan listrik di daerah-daerah yang tersebar, pihaknya menggunakan Mobile Power Plant, atau MPP paket 3, 4, 5, dan 7.
Pembangkit ini dinilai efisien yang ditujukkan untuk mendukung pemerataan akses listrik di wilayah Indonesia Timur.
Direktur Utama PLN, Sofyan Basir mengatakan, pembangkit paket ini menggunakan bahan bakar dual fuel. Artinya, sebelum LNG (Liquid Natural Gas) tersedia, pembangkit sudah bisa menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM).
Lalu, jika LNG sudah tersedia, penyediaan listrik dari pembangkit tersebut akan dapat menurunkan Biaya Pokok Penyediaan tenaga listrik di lokasi-lokasi tersebut.
”Penggunaan MPP dengan bahan bakar dual fuel sangat diperlukan, karena manfaatnya sangat Iuas. Salah satunya, selain menjawab kebutuhan listrik, kita dapat mengurangi penggunaan pembangkit dengan bahan bakar minyak,” kata Sofyan di kantor pusat PLN, Jakarta, Jumat 17 Maret 2017.
Ia menjelaskan, pengadaan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) juga dikerahkan di wilayah yang tersebar dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan listrik daerah perbatasan dan pulau-pulau terluar. Hal ini sangat diperlukan, karena di beberapa wilayah tersebut tidak ada alternatif Iain yang sesuai kecuali PLTD berbahan bakar minyak.
"Rencananya pada 2019, sebanyak 90 persen pulau terluar berpenghuni sudah dialiri listrik PLN. Selain itu, 694 desa dan 137 kecamatan di pulau terluar, pulau terpencil dan perbatasan juga sudah berlistrik pada 2019," kata Sofyan.
Selain pembangkit, PLN juga mengejar pembangunan Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kv dan Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) 500 kV di Jalur Utara Jawa. Hal lni bertujuan untuk mengevakuasi daya dari PLTU lndramayu, (2x1.000 MW), PLTU Jawa 1 (1x1.000 MW), PLTU Jawa 3 (2x660 MW), PLTU Jawa Tengah (2x950 MW) dan PLTU Jawa 4 (2x1.000 MW).
"Dengan adanya pembangunan jalur transmisi lni, maka PLN dapat menyalurkan daya listrik sebesar 8.820 MW kepada masyarakat. Hal ini, tentunya akan berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia," ujar Sofyan. (asp)