The Fed Naikkan Suku Bunga, Waspadai Dolar Menguat Lagi

Mata uang dolar AS.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi

VIVA.co.id – Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hari ini diproyeksi rawan terjadinya koreksi. Lantaran banyak sentimen negatif yang berisiko memberikan tekanan pada rupiah.

Animo Simpanan Valas Meningkat, Nilai Tukar Jadi Lebih Untung untuk Liburan ke Luar Negeri

Analis PT Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, mengatakan hasil rapat The Fed diharapkan tidak berimbas pada pelemahan rupiah lantaran proyeksi dolar yang akan menguat.

"Penilaian kami belum berubah di mana perlu diwaspadai potensi kenaikan dolar setelah pertemuan The Fed. Kami harapkan keputusan FOMC (Federal Open Market Committe) tidak membuat volatilitas dolar AS melonjak yang," ujarnya di Jakarta, Kamis 16 Maret 2017.

IHSG Jatuh ke Level 7.036 Terseret Melemahnya Nilai Tukar Rupiah, Saham ANTM dan PGAS Konsisten Kinclong

Reza menjelaskan, pelaku pasar masih cenderung memegang dolar AS saat ini. Sehingga membuat laju dolar kembali meningkat lebih tinggi dibandingkan rupiah. 

Di sisi lain, saat ini pelaku pasar juga tengah menanti keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang akan akan diumumkan hari ini.

Rupiah Melemah Lagi, Misbakhun: Bukan Akibat KPK Geledah BI

"Diperkirakan rupiah akan bergerak dikisaran Rp13.382 hingga Rp13.339," lanjut Reza.

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah melemah 15 poin menjadi Rp13.375 per dolar AS pada perdagangan kemarin. Pada hari sebelumnya, Selasa 14 Maret, kursnya senilai Rp13.360 per dolar AS. (ren)

Pekerja menunjukkan uang Rupiah dan Dolar Amerika Serikat di sebuah tempat penukaran uang di Jakarta.

Rupiah Melemah Terdorong Rencana Trump Kenakan Tarif Bea Masuk Impor Tinggi

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot melemah pada perdagangan Kamis, 9 Januari 2025.

img_title
VIVA.co.id
9 Januari 2025