Lautan RI Luas, Sumbang Pajak Hanya Rp986 Miliar
- Chandra Gian Asmara/VIVA.co.id
VIVA.co.id – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bersama Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti berdialog dengan ratusan pengusaha perikanan tangkap. Dalam kesempatan ini, bendahara negara kembali membeberkan minimnya kontribusi sektor perikanan terhadap perekonomian.
Berdasarkan catatan Kementerian Keuangan pada rentang tahun 2011-2015, sektor agrikultur, peternakan, dan perikanan hanya berkontribusi sebesar 15 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Bahkan, pada tahun lalu, angka tersebut justru tidak ada perubahan yang cukup signifikan.
“Kalau dilihat, kontribusinya terhadap PDB hampir sama, dan kontribusi pajaknya juga sama. Artinya, kontribusi pajak lebih kecil dari peranan dia terhadap ekonomi,” jelas Ani, sapaan akrab Sri Mulyani, Jakarta, Selasa 14 Maret 2017.
Di depan ratusan pengusaha perikanan tangkap, Ani mengungkapkan, bahwa pada tahun 2011, tax ratio Indonesia hanya tercatat 11,2 persen. Namun, sektor agrikultur, peternakan, dan perikanan hanya berkontribusi sebesar 0,01 persen. Artinya, sektor tersebut tidak memberikan peran besar.
“Tahun 2016, walaupun sudah punya menteri Bu Susi, tidak bergerak juga. Jadi tax ratio-nya, almost close to zero. Kita wajib untuk tersinggung, karena di seluruh dunia kita memperkenalkan ‘we are an archipelago country,” tegasnya.
“Ini berarti ada yang salah. Dari lima tahun itu flat. Ada bu Susi, kontribusinya waktu 2014 masih 0,02 persen. 2016 drop lagi,” ujar Ani kembali menegaskan,
Pada tahun 2015, penerimaan pajak yang berasal dari sektor perikanan pun hanya mencapai Rp986,1 miliar, atau hanya meningkat dua persen dibandingkan dengan angka penerimaan di 2014. Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu pun merasa heran, dengan angka tersebut.
“Anda kalau ketemu Menkeu, jangan pernah ngomong pakai di bawah triliun. Tidak di reken (ditanggapi). Wong APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) saya Rp2.080 triliun belanjanya, penerimaan total Rp1.750 triliun,” katanya.
“Rp986 miliar menurut saya kebangetan. Dalam bahasa inggrisnya lebih tepat outregeous (tidak wajar),” katanya menegaskan.