Kadin: Bitung Harus Jadi Pelabuhan Internasional
- ANTARA FOTO/Adwit B Pramono
VIVA.co.id – Kamar Dagang dan Industri Indonesia mendesak Pemerintah untuk menjadikan pelabuhan Bitung sebagai pelabuhan Internasional. Sebab, meski dengan dibukanya rute pelayaran dengan kapal roll-on/roll-off atau Roro dari Filipina ke Indonesia dengan rute Davao-General Santos-Bitung, impor belum bisa masuk melalui pelabuhan tersebut.
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Hubungan Internasional, Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, pihaknya yakin dengan rencana beroperasinya kapal Roro melalui pelabuhan Bitung yang terletak di Sulawesi Utara tersebut, perdagangan internasional Indonesia akan semakin bergerak.
"Cuma kan permasalahannya, Bitung itu belum menjadi salah satu dari lima port yang bisa masuk, impor produk dari luar negeri, jadi itu makanya kita bicarakan kalau dari segi lokasi kita harus masukkan bitung sebagai Internasional Port, dan produk-produknya juga bisa masuk," kata Shinta di Menara Kadin, Jakarta, Senin 13 Maret 2017.
Selama ini, kata dia, akses impor hanya masuk kepada lima pelabuhan internasional yang ditetapkan oleh pemerintah. Ia berharap sebelum adanya pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo dengan Presiden Filipina pada 30 April 2017 nanti, pelabuhan tersebut sudah berstatus Internasional.
"Sekarang, pemerintah kan baru menetapkan yang lima port itu yang diantaranya adalah Tanjung Priok, Tanjung Perak, segala macam itu, dan tidak termasuk Bitung diantaranya. Jadi makanya, kalau rute ini sudah ada, dan kalau portnya itu tidak dibuka untuk produk-produk bisa masuk, maka percuma juga," tutur dia.
Ia mengungkapkan, pengusaha juga tak mau jika kapal keluar dari pelabuhan Indonesia dengan membawa barang penuh ke luar negeri, justru yang diangkut ke dalam negeri kosong. Menurut dia hal itu tak jarang terjadi yang pada akhirnya membuat biaya angkut kapal menjadi semakin tidak efisien.
"Makanya, jangan sampai kapalnya kosong. Dan juga, kita dari asosiasi juga kita dorong baik produk makanan dan minuman dan Aprindo (Asosiasi Peritel Indonesia) juga untuk furnitur, jadi mereka bawa supaya buat komitmen untuk launch itu, jadi pada saat launch (rute) paling tidak sudah ada produk yang memanfaatkan fasilitas ini," tutup dia.