Bioskop Imbau Orangtua Tak Ajak Anak Nonton Film Brutal
- 20th Century Fox
VIVA.co.id – "Ihhh..." suara seorang anak terdengar ketakutan dari barisan atas kursi bioskop saat adegan Logan yang tertusuk batang pohon ditayangkan.
"Yaudah kamu jangan lihat," kata ibunya menegur sambil berbisik.
Sore itu, Minggu, 12 Maret 2017, di sebuah bioskop di bilangan Jakarta Timur, teater yang menayangkan film Logan masih dipenuhi penonton. Sebanyak 85 persen bangku yang tersedia diisi penonton dari ragam usia. Beberapa anak bahkan terlihat di dalamnya.
Logan merupakan film pahlawan super dari karakter Marvel yang dibesut 20th Century Fox. Film ini dirilis dengan rating Restricted (R) atau Dewasa (D) di Indonesia karena banyak adegan berdarah dan kekerasan yang brutal. Meski sudah diberi rating untuk diperhatikan, sejumlah orangtua masih saja acuh membawa anaknya ke dalam bioskop untuk menonton film ini.
Kasus menonton tidak sesuai kategori umur memang bukan hal yang baru. Catherine Keng, Corporate Secretary Cinema XXI menjelaskan, meski petugas bioskop sudah berusaha mengingatkan, sayangnya masih banyak penonton yang mengabaikan.
"Petugas kami akan berusaha mengimbau para orangtua terkait film yang akan ditonton bersama anak adalah film yang tidak cocok untuk anak-anak. Bahkan terkadang petugas kami mengambil inisiatif untuk mengembalikan tiketnya. Namun tetap ada orangtua yang bersikeras untuk menonton juga dengan mengatakan, 'Ini anak-anak saya. Saya yang bertanggung jawab'," katanya kepada VIVA.co.id melalui obrolan instan, Senin, 13 Maret 2017.
Pihak bioskop pun mengaku sering mendapat komplain serupa dari penonton lain yang 'gerah' karena masih ada orangtua membawa anak-anak ke film yang tidak sesuai. Menanggapi hal ini, pihak bioskop mengatakan akan tetap memberi imbauan tanpa henti.
"Prinsipnya kami akan mengimbau dan mengingatkan kepada orangtua tersebut. Selain itu sering juga penonton lain kalau melihat ada anak yang menonton film kategori tidak sesuai, sering marah ke bioskop. Sedangkan orangtua yang ajak anak nonton malah cepat-cepat pergi mungkin merasa sungkan karena jadi pusat perhatian," ujar Catherine menjelaskan. (ms)