Rupiah Bakal Menguat, Ini Pendorongnya
- VIVAnews/Tri Saputro
VIVA.co.id – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada awal pekan ini, diperkirakan memanfaatkan momentum yang ada untuk kembali menguat dengan berbagai dukungan sentimen sentimen positif pasar.
Analis PT Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan, harapan terbatasnya pelemahan rupiah dapat terwujud dan melampaui perkiraan. Sebab, akan ada sentimen positif yang berhembus pada pekan ini.
"Tetap cermati dan antisipasi berbagai sentimen yang dapat berpengaruh pada berubahnya arah pergerakan rupiah. Diperkirakan rupiah akan bergerak dengan kisaran pada kisaran Rp13.320 hingga Rp13.308," ujarnya di Jakarta, Senin 13 Maret 2017.
Reza menjelaskan, pada akhir pekan lalu, rupiah mampu berbalik positif, meski pergerakan dolar Paman Sam sedang terapresiasi, seiring membaiknya data-data ketenagakerjaan.
"Namun, apresiasi dolar tersebut terimbangi dengan penguatan pada laju euro, setelah ECB (Bank Sentral Eropa) memutuskan untuk mempertahankan ECB rate-nya," tuturnya.
Sementara itu, di sisi domestik, yang cukup memberikan sentimen adalah pernyataan Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution memberikan keyakinannya bahwa pertumbuhan ekonomi kuartal I tahun ini yang dapat mencapai lima persen.
Kemudian, sentimen lainnya juga datang dari asumsi potensi penurunan kredit perbankan. Bank Indonesia mengungkapkan, hal itu bisa tercapai jika inflasi dapat terjaga di kisaran 3-4 persen.
Berdasarkan data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah dibanderol Rp13.393 per dolar AS pada Jumat 10 Maret lalu. Melemah dari hari sebelumnya, yang dibanderol Rp13.373 per dolar AS. (asp)