RI Punya Banyak Produk Menarik untuk Pasar IORA

21 Negara hadiri peresmina KTT IORA 2017 di JCC, Jakarta.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Fikri Halim

VIVA.co.id – Badan Pusat Statistik memandang, kerja sama negara-negara pesisir Samudera Hindia atau Indian Ocean Rim Association yang dituangkan dalam dokumen Jakarta Concord mampu memperluas pangsa pasar ekspor baru. Upaya itu akhirnya berdampak positif pada aktivitas perdagangan Indonesia.

Bursa Asia Kokoh Terkerek Penguatan Wall Street, Investor Pantau Laporan Perdagangan China dan India

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Sasmito Hadi Wibowo, mengungkapkan, selama ini Indonesia belum memanfaatkan potensi di kawasan Samudera Hindia, dan hanya terpaku pada pangsa pasar di Amerika Serikat. Padahal, pangsa pasar di kawasan Samudera Hindia menggiurkan.

“Kita bisa temukan negara-negara tersebut dengan IORA. Kita bisa mengenalkan banyak produk ke negara mereka,” ujar Sasmito, dikutip dari keterangan tertulisnya, Jumat 10 Maret 2017.

Bursa Asia Loyo Sejalan Penurunan Indeks Saham Utama di Wall Street

Sasmito mengakui, dibutuhkan waktu transisi lebih untuk memperluas pangsa pasar ekspor nasional. Namun, dalam jangka beberapa waktu ke depan, bukan tidak mungkin Indonesia bisa berganti pangsa pasar baru, dan tidak hanya bergantung dari negara-negara maju saja.

Apalagi, lanjut Sasmito, hampir 70 persen aktivitas perdagangan dunia melewati kawasan Samudera Hindia. Belum lagi, kegiatan ekonomi di wilayah tersebut yang masih potensial, karena negara-negara di Samudera Hindia masuk dalam kategori negara berkembang.

Ekspor RI Juli 2024 Naik 6,55% ke US$22,21 Miliar, Ditopang Sektor Non Migas

“Kita menangkap pasar mereka dulu, kita pegang, dikenal, dari situ baru. Dari sisi itu, kita melihat kesempatannya besar dan sejalan untuk membuka pasar baru,” katanya.

Menurut Sasmito, variasi produk-produk yang dihasilkan di Indonesia tentu bisa menjadi pilihan menarik negara-negara di kawasan Samudera Hindia. Meskipun pendapatan per kapita negara di kawasan tersebut lebih rendah, pangsa pasar yang besar masih bisa dimanfaatkan.

“Potensi produk kita diterima di negara-negara anggota IORA itu ada, dan tinggal disesuaikan segmentasinya. Misalnya, sarung. Itu sudah masuk ke Mesir dan Somalia. Ini perlu disebarluaskan,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik dan Organisasi Internasional, Direktorat Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan, Deny Kurnia berharap, IORA bisa menjadi sarana untuk membangun hubungan antara pemangku kepentingan terkait ke depan.

“Indonesia berpeluang membangun kemitraan lebih erat dengan anggota IORA sebagai growing partner, dan pasar ekspor ke negara-negara non tradisional,” tuturnya. (art)

Ekspor-Impor

BI: Surplus Neraca Perdagangan Topang Ketahanan Eksternal Perekonomian

Bank Indonesia (BI) menilai surplus neraca perdagangan Indonesia sebesar US$3,26 miliar pada September 2024 dapat menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
16 Oktober 2024