RI-Filipina Buka Pelayaran Kapal Ro-Ro Perdana
- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id – Konektivitas perdagangan laut Indonesia-Filipina melalui pelayaran kapal RoRo Bitung-General Santos-Davao City, dibuka tahun ini. Hal ini bertujuan untuk merealisasikan komitmen negara-negara ASEAN dalam meningkatkan perdagangan intra-ASEAN.
Komitmen ini dikukuhkan pada Pertemuan ASEAN Economic Ministerial (AEM) Retreat ke-23 dan pertemuan lainnya yang dimulai Kamis pagi 9 Maret 2017 di Manila, Filipina.
Direktur Jenderal Perdagangan Perundingan Internasional Iman Pambagyo di sela-sela pertemuan ke-23 AEM Retreat dan pertemuan ke-15 AEM-European Union Trade Comissioner Consultations mengatakan konektivitas Indonesia-Filipina, pada akhirnya akan menyambungkan antara Sulawesi Utara untuk wilayah Timur Indonesia, dengan Filipina bagian Selatan.
“Pembangunan konektivitas ini, selain meningkatkan perdagangan intra-ASEAN, juga akan meningkatkan perdagangan di kawasan timur Indonesia," ujar Imam dalam keterangan tertulisnya di Manila pada Kamis, 9 Maret 2017.
Konektivitas perdagangan laut melalui pelayaran kapal RoRo direncanakan diresmikan pada April mendatang.
Saat ini, menurut Imam, sudah banyak produk Indonesia yang dapat dengan mudah ditemukan di pasar Filipina, seperti minuman kemasan, sabun, pasta gigi, kopi instan, minuman berenergi, tas, bahkan busana muslim. Namun produk-produk tersebut kebanyakan masih masuk Filipina lewat dari negara ketiga.
“Banyak masyarakat Filipina di bagian selatan yang sudah menggunakan produk-produk dari Indonesia, tapi tidak mengetahui asal produk tersebut. Hal ini salah satunya dikarenakan barang-barang tersebut masuk dari negara ketiga,” ungkapnya.
Berdasarkan data dari Philippine Statistics Authority (PSA) Filipina yang diolah Atase Perdagangan Manila, nilai ekspor produk Indonesia ke Filipina pada 2016 mencapai US$80,83 miliar. Jumlah ini meningkat sebesar 21,22 persen dibandingkan 2015 yang mencapai US$66,68 miliar.
Dengan pembukaan konektivitas laut ini, ia berujar bahwa, kedua negara akan memperoleh manfaat yang besar, salah satunya menjadikan harga produk-produk yang diekspor ke Filipina lebih bersaing karena tidak perlu melalui negara ketiga.
“Untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal, kita perlu mendorong wilayah-wilayah lain di Indonesia, seperti Ambon dan Maluku untuk memanfaatkan konektivitas ini,” katanya.