BI Siap Intervensi Jika Rupiah Terlempar dari Fundamentalnya
- VIVA.co.id/Moh Nadlir
VIVA.co.id – Bank Indonesia terus menjaga nilai tukar rupiah agar tetap dalam fundamentalnya. Bank sentral pun siap melakukan intervensi, apabila terjadi gejolak yang menyebabkan rupiah keluar dari fundamentalnya.
Gubernur BI, Agus Martowardojo, memandang gonjang-ganjing kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat tahun ini memang menjadi salah satu sentimen, yang dikhawatirkan akan memengaruhi gerak rupiah. Namun secara umum, para pelaku pasar sudah memprediksi hal tersebut.
“Jadi, Indonesia juga merespons dengan baik kondisi secara umum,” kata Agus, Jakarta, Senin 6 Maret 2017.
Secara garis besar, Agus menilai, ketidakpastian The Fed tidak akan terlalu mengganggu stabilitas makro ekonomi Indonesia. Hal tersebut tercermin dari sejumlah indikator perekonomian nasional yang bergerak cukup menggembirakan akhir-akhir ini.
“Ini ditandai oleh pertumbuhan ekonomi, inflasi, NPL (non performing loan), NPI (neraca pembayaran Indonesia), transaksi berjalan yang terjaga. Sehingga, risiko arus balik modal tidak terkehendaki,” ujarnya.
Kendati demikian, bukan berarti bank sentral tidak mewaspadai potensi sentimen negatif yang bisa diberikan. Mantan menteri keuangan itu mengatakan, bank sentral akan siap melakukan intervensi, apabila mata uang Garuda lari dari nilai fundamentalnya.
“Kami akan jaga agar tetap dalam kondisi volatilitasnya terjaga. Jadi kalau terjadi volatilitas tinggi, pasti BI akan merespons,” ujarnya.
Sebagai informasi, berdasarkan kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate BI, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini berada di posisi Rp13.364, menguat Rp11 dari posisi hari sebelumnya, yang tercatat di posisi Rp13.375 per dolar AS. (ren)