Investasi Arab Saudi di RI Harus Dikawal Agar Terealisasi
- REUTERS/Achmad Ibrahim/Pool
VIVA.co.id – Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz, menyambangi Indonesia selama sembilan hari sejak 1 Maret 2017. Kedatangannya untuk melakukan kerja sama bilateral, yang terjalin dalam 11 nota kesepahaman kerja sama antara Indonesia dan Arab Saudi.
Nilai komitmen investasi Arab Saudi di kilang Cilacap Pertamina sebesar US$6 miliar. Nilai ini lebih kecil daripada nilai investasi Arab Saudi untuk kilang minyak perusahaan migas Petronas di Malaysia.
Staf Divisi Komunikasi Kantor Presiden, Jojo Raharjo, memandang masyarakat sebaiknya tak perlu mempersoalkan nilai investasi Raja Salman di Malaysia yang lebih besar dibandingkan Indonesia. Persoalan terpenting dari kerja sama ini adalah bagaimana kesepakatan tersebut dapat terealisasi.
"Saudi Aramco dengan Petronas disebut investasinya lebih besar, saya ingatkan kita bukan negara pengemis, berapa pun nilai investasi akan kita lihat nanti. Ini belum selesai. Yang penting, kita akan lihat seperti apa perkembangan kerja sama kedua negara ini," ujarnya di Gado-Gado Boplo, Jakarta, Sabtu, 4 Maret 2017.
Dia mengingatkan beberapa perjanjian yang telah disepakati perlu dikawal oleh setiap warga negara bersama dengan pemerintah. Dia ingin semua pihak jangan sampai larut dalam euforia kemudian lupa pada tujuan kerja sama kedua negara.
"Euforia kunjungan yang bersejarah, ini momentum yang sangat bersejarah. Sebelas MoU yang telah disepakati, harus kita dorong dan kita kawal supaya benar benar terealisasi," tuturnya.
Jojo menilai kunjungan Raja Salman menjadi momentum yang sangat menguntungkan bagi Indonesia dan Arab Saudi.
"Ini adalah momentum yang sangat menguntungkan untuk kedua negara untuk mempererat kerja sama. Ini bukan kunjungan yang biasa," ujarnya. (ase)