RI Gencar Iklan Pariwisata di Media-media Arab
- VIVA.co.id/Al Amin
VIVA.co.id – Pemerintah Republik Indonesia menggencarkan iklan pariwisata di media massa Timur Tengah. Salah satunya, stasiun televisi Al Jazeera. Hal itu dilakukan, memanfaatkan momentum kedatangan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud ke Indonesia.
Kedatangan Raja berusia 81 tahun itu dalam rangka kunjungan kenegaraan dan berlibur ke Indonesia, membuat pemberitaan tentang Indonesia gencar dilakukan di media massa Timur Tengah.
Ditambah, iklan pariwisata yang juga gencar, masyarakat Timur Tengah diharapkan semakin mengetahui Indonesia, kemudian tertarik juga untuk berwisata.
"Saya buka rahasia sedikit saja, 50 persen anggaran (promosi pariwisata) kita di Al Jazeera, saya habiskan sekarang, karena untuk mengkondisikan kedatangan Raja Salman," ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Jumat 3 Maret 2017.
Menurut Arief, karena merupakan pemimpin yang disegani, kedatangan Raja Salman layaknya tindakan promosi gratis yang dihadiahkan kepada Indonesia. Indonesia merasa beruntung, jika masyarakat Timur Tengah menjadi semakin mengetahui Indonesia akibat kedatangan Raja Salman. Timur Tengah adalah pasar yang menjanjikan untuk industri pariwisata Indonesia.
"Raja Salman itu adalah salah satu endorser yang terhebat untuk pasar Timur Tengah. Sudah seperti itu, gratis lagi. Kalau untuk orang marketing, (tindakan promosi yang dilakukan Raja Salman) itu sangat mahal," ujar Arief.
Sementara itu, menurut Arief, Indonesia belum berhasil mengalahkan negara tetangga, Malaysia, dalam hal mendatangkan masyarakat Timur Tengah untuk berwisata. Hanya ada 240 ribu wisatawan Timur Tengah yang datang ke Indonesia pada 2016, terpaut 60 ribu wisatawan dibanding Malaysia yang berhasil mendatangkan 300 ribu orang.
"Jumlah wisatawan mancanegara dari Timur Tengah naik secara drastis. Tetapi, masih kalah dari Malaysia," ujar Arief.
Arief menargetkan, momentum kedatangan Raja Salman, ditambah gencarnya iklan pariwisata Indonesia di Timur Tengah, membuat jumlah wisatawan dari Timur Tengah pada 2017 meningkat drastis. Jumlah wisatawan ditargetkan meningkat 50 persen, atau menjadi 360 ribu orang. Sehingga, Indonesia bisa menarik lebih banyak jumlah wisatawan Timur Tengah dibanding Malaysia.
"Tebak-tebakan saja ya. Saya ucapkan 2017, kalau growth (pertumbuhan)-nya tidak 50 persen, awas, Raja Salman," ujar Arief, berkelakar. (asp)