Harga Tanah di Jakarta Timur Bakal Naik karena Kawasan Ini
- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVA.co.id – Adanya rencana perubahan tata ruang di kawasan Pulogadung, Jakarta Timur, seperti termaktub dalam Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 101 Tahun 2000, akan menjadikan kawasan ini sebagai sentra komersial berbasis industri berteknologi tinggi. Sehingga, bebas polusi, hemat lahan dan air, serta berorientasi lingkungan hidup.
Pengamat properti dari Indonesia Properti Watch (IPW) Ali Tranghanda menilai, kondisi ini akan memberikan keuntungan bagi pertumbuhan kawasan Pulogadung ke depan, yang akan semakin bernilai secara komersial.
Bahkan, sejumlah pengembang besar seperti PT Agung Podomoro Land dan PT Ciputra Development, sudah membidik kawasan ini demi melihat potensi besar yang terkandung di dalamnya.
"Di sana itu mereka tertarik mengembangkan properti komersial, lengkap dengan hunian vertikalnya. Sebab, properti yang direkomendasikan untuk dikembangkan di kawasan ini memang bangunan yang bersifat vertikal," kata Ali di kawasan kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis 2 Maret 2017.
Ali menilai, kedua korporat raksasa properti itu ternyata sudah bisa melihat potensi besar kawasan Pulogadung, seiring rencana pemerintah mengembangkan infrastruktur di wilayah tersebut.
Seperti misalnya Tol Cakung-Cilincing, Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu), dan kereta jalur ganda Bekasi-Cakung-Manggarai.
Selain itu, akibat adanya stagnasi pengembangan sektor properti di wilayah Jakarta Timur dibanding keempat wilayah lainnya, membuat harga lahan di kawasan tersebut terbilang masih rendah jika dibandingkan Jakarta Utara, Barat, Selatan, dan Pusat.
"Bahkan, harga rata-rata lahan di Jakarta Timur saat ini hanya sekitar Rp7,9 juta per meter persegi, lebih rendah dibandingkan wilayah Jakarta lainnya. Namun, harga ini dipastikan berpotensi naik dengan pertumbuhan yang lebih tinggi, akibat adanya sejumlah faktor pendukung tadi," ujarnya. (asp)