Dirjen Migas Dorong Arab Investasi di Sektor Hilir Migas
- VIVA.co.id/M. Ali. Wafa
VIVA.co.id – Kedatangan Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz al-Saud, ke Indonesia akan dimanfaatkan pemerintah untuk mendorong investasi sektor migas, baik di hilir maupun hulu. Investasi yang diinginkan pemerintah lebih kepada sektor hilir, hingga kerja sama badan usaha milik negara untuk bisa menggarap ladang minyak di Arab.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, IGN Wiratmaja Puja mengatakan, untuk sektor hulu sepertinya Arab tidak terlalu tertarik, lantaran kekayaan minyak di Arab yang begitu besar, jika dibandingkan dengan cadangan minyak Indonesia. Maka dari itu, sektor hilir akan lebih disodorkan ketimbang sektor hulu.
"Kita berharap investasi dari Arab Saudi terutama untuk kilang, pokoknya yang di hilir. Tapi, kalau hulu (Arab mau investasi) kita akan mau sekali. Tapi kita harus lebih atraktif, karena hulu kita, (dibanding) dengan Malaysia, Vietnam, memang kurang atraktif (bagi investor)," ujar Wirat dalam diskusi dengan media, di kantornya, Rabu 1 Maret 2017.
Ia mencontohkan, sektor hilir yang sangat potensial untuk Arab Saudi adalah seperti pengembangan kilang, hingga kerja sama pasokan impor minyak dan gas dari Arab ke Indonesia. Dia menjelaskan, perusahaan migas Arab, yaitu Saudi Arabia Oil Co (Saudi Aramco) saat ini memang sudah berinvestasi di kilang Cilacap.
"Tapi, kita tidak hanya dorong dia investasi di sini, Pertamina juga bisa jualan avtur di sana. Kita juga dorong Pertamina akuisisi ladang minyak di sana," ujar Wirat.
Menurut dia, upaya itu sejalan dengan tujuan pemerintah untuk mendorong Pertamina, sebagai perusahaan migas nasional guna berinvestasi di kancah internasional. Arab Saudi, Wirat melanjutkan, tentunya masuk dalam kategori sebagai negara tujuan bagi pemerintah untuk mendorong Pertamina berinvestasi di negeri kaya minyak itu. (art)