Rokok Bikin Inflasi Februari 0,23 Persen
- Raden Jihad Akbar/VIVA.co.id
VIVA.co.id – Badan Pusat Statistik mencatat, Indeks Harga Konsumen pada Februari 2017, mencatatkan inflasi sebesar 0,23 persen. Sementara itu, inflasi tahun kalender tercatat sebesar 1,21 persen dan inflasi secara year on year mencapai 3,83 persen
Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu 1 Maret 2017, mengungkapkan, meskipun inflasi Februari 2017, jauh lebih tinggi dibandingkan periode yang sama dua tahun sebelumnya, namun angka tersebut masih lebih rendah dibandingkan laju inflasi di rentang tahun 2013-2014.
"Dibandingkan Februari 2015-2016, memang tertinggi. Tetapi, dibandingkan Februari 2013-2014, lebih rendah," kata Kecuk, sapaan akrab Suhariyanto.
Berdasarkan catatan otoritas statistik dari 82 IHK, 62 kota mengalami inflasi, sedangkan 20 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi, berada di wilayah Manado, dengan persentase 1,16 persen, sedangkan inflasi terendah di wilayah Ternate, dengan persentase 0,23 persen.
Sedangkan deflasi tertinggi, berada di wilayah Jambi, yang tercatat minus 1,40 persen. Sementara itu, deflasi terendah, berada di wilayah Bungo, dengan persentase sebesar 0,02 persen.
Inflasi disumbang dari kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,39 persen. Kemudian, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,26 persenm dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,08 persen. Lalu, kelompok komunikasi, transportasi, dan jasa keuangan sebesar 0,15 persen.
"Inflasi Februari 2017 masih sangat terkendali," tuturnya. (asp)