The Fed Naikkan Suku Bunga, Waspada Ini
- Dokumentasi Rumahku.com
VIVA.co.id – PT Bank DBS Indonesia memproyeksikan Bank sentral The Fed akan menaikkan suku bunganya empat kali sepanjang tahun ini secara bertahap sebanyak 0,25 persen. Hal tersebut lantaran pemulihan perekonomian di Amerika Serikat yang terus berlanjut.
Ekonom DBS Group Research Gundy Cahyadi mengatakan, perekonomian AS diperkirakan akan terus membaik, setelah krisis finansial global di 2008-2009 yang lalu boleh dibilang hampir 100 persen hilang.Â
"Perekonomian AS saat ini telah kembali di level full-employment. Selain itu, inflasi juga telah mencapai target The Fed, melewati level dua persen sejak Desember 2016," ujarnya di Jakarta, Selasa, 28 Februari 2017.
Gundy menjelaskan, jika The Fed merealisasikan kenaikan suku bunganya maka diperkirakan akan ada dana-dana asing di pasar modal Indonesia yang akan keluar (capital outflow). Namun ia tidak menyebutkan seberapa deras aliran dana yang bakal keluar dari lantai bursa, pasar obligasi, reksa dana, maupun produk investasi lainnya di pasar modal.Â
"Jika the Fed menaikkan suku bunganya hingga empat kali, sudah pasti ada pengaruhnya atau akan ada kapital outflow," tuturnya.
Meskipun demikian, Gundy optimistis, jika dana yang akan keluar dari pasar modal Indonesia tidak akan besar. Hal itu karena, investor asing yang ada di pasar modal Indonesia adalah investor jangka panjang.Â
"Investor di Indonesia itu bukan tourist investor yang hanya mampir sejenak, terus setelah ambil keuntungan pergi. Tapi, investor asing di Indonesia itu kebanyakan memang berinvestasi untuk jangka panjang. Jadi kenaikan suku bunga The Fed, menurut saya tidak berpengaruh signifikan," ujarnya.Â
Sebagai informasi, total kepemilikan saham di pasar modal Indonesia hingga saat ini masih didominasi oleh investor asing. Adapun persentase-nya, sekitar 60 persen dari total jumlah investor di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah asing dan sekitar 40 persen lagi adalah investor domestik.