Menko Darmin Sebut Data Oxfam Gawat Benar
- VIVA.co.id/Fikri Halim
VIVA.co.id – Lembaga Swadaya Masyarakat Oxfam dan International NGO Forum on Indonesia Development mencatat, tingkat ketimpangan kelompok kaya dan kelompok miskin terus mengalami peningkatan dibandingkan negara lain di negara kawasan.
Bahkan, data LSM itu menunjukkan, empat orang terkaya di Indonesia memiliki kekayaan kolektif yang mencapai US$25 miliar, atau lebih besar dari total kekayaan 40 persen penduduk termiskin, atau setara 100 juta orang.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution pun mempertanyakan data yang diungkap oleh LSM tersebut, karena dianggap tidak memiliki dasar penghitungan yang jelas. Meskipun ketimpangan memang belum membaik, tetapi tidak seburuk dari yang diperkirakan.
“Gini ratio kita tahun 2015-2016 itu baik, walaupun kecil. Kalau dibilang empat orang menguasai 100 juta orang, bertentangan. Datanya kok gawat benar,” kata Darmin, saat ditemui di kantor Kementerian Keuagan, Jakarta, Jumat 24 Februari 2017.
Data tersebut menyebutkan, dalam satu hari, orang terkaya di Indonesia mampu meraup bunga dari kekayaannya lebih dari seribu kali lipat jumlah pengeluaran rakyat Indonesia termiskin untuk kebutuhan dasar mereka selama satu tahun penuh.
Bahkan, jumlah uang yang diperoleh setiap tahunnya dari kekayaan para miliarder itu diklaim cukup untuk menghapuskan kemiskinan ekstrem di Indonesia. Darmin memandang, data-data tersebut justru sangat berlebihan dalam menghitung angka ketimpangan.
“Saya kira perlu klarifikasi. Kami sedang siapkan serangkaian untuk memperbaiki. Ya, seyogyanya, jangan terus dan saling bertentangan sendiri,” ujarnya. (asp)