BI Waspadai Dampak Banjir Terhadap Inflasi 2017
- Istimewa
VIVA.co.id – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika memperkirakan, sejumlah wilayah Indonesia dalam beberapa hari ke depan, masih berada dalam puncak musim hujan. Tak terkecuali, bagi wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, dan Bekasi.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan, curah hujan dengan intensitas tinggi yang pada akhirnya menyebabkan kebanjiran di beberapa daerah, tentu akan berpengaruh terhadap perkembangan Indeks Harga Konsumen, atau inflasi.
“Kita harus menjaga kondisi alam, yang membuat volatile food (harga makanan bergejolak) tidak terjaga panennya,” jelas Agus, saat ditemui di kompleks parlemen, Jakarta, Rabu 22 Februari 2017.
Akibat curah hujan yang tinggi, beberapa wilayah diakui mantan Menteri Keuangan itu telah menyebabkan sejumlah wilayah pangan strategis terkena banjir. Hal tersebut, dikhawatirkan akan memberikan pengaruh bagi kondisi harga volatile food ke depan.
Tidak terjaganya stabilitas harga volatile food, kata Agus, akan memberikan dampak terhadap laju inflasi tahun ini. Apalagi, IHK 2017 sejatinya sudah dibebankan adanya kenaikan harga yang diatur pemerintah (administered prices) seperti kenaikan tarif dasar listrik.
“Secara umum, kita sudah tau permasalahan dan tantangan ada di administered price secara bertahap,” katanya.
Secara garis besar, berdasarkan survei mingguan bank sentral terhadap perkembangan IHK di minggu ketiga, masih berada di kisaran 0,35 persen. BI masih meyakini, inflasi tahun ini akan tetap sesuai target empat plus minus satu persen.
“Kita harus menjaga volatile food, agar bisa sesuai dengan target,” tegasnya. (asp)