Bos BEI Punya Cara Jitu Bikin Orang Mau Tabung Saham
- Viva.co.id/Romys Binekasri
VIVA.co.id – PT Bursa Efek Indonesia terus gencar meningkatkan investor dengan melakukan kegiatan literasi keuangan di pasar modal. Salah satunya dengan melakukan edukasi melalui program Yuk Nabung Saham (YNS) secara rutin guna memperkenalkan istilah dan manfaat berinvestasi di pasar modal.
Namun menurut Direktur Utama BEI, Tito Sulistio, program tersebut dapat berjalan secara maksimal jika ada insentif yang diberikan kepada para penabung saham. Insentif tersebut berupa penghapusan pajak dividen.
"Cuma nabung saham ini akan sangat jalan jika pajak dividennya untuk nabung tertentu di hapuskan. Misalnya maksimum Rp5 juta deh dihapus," ujarnya saat ditemui di kantornya, Rabu, 22 Februari 2017.
Menurut Undang-undang Nomor 36 tahun 2008 tentang penghasilan, di mana pendapatan dividen masuk dalam objek pajak yang dikenakan Pajak Penghasilan (PPh). Besaran PPh yang dikenakan 10 persen bersifat final.
Tito menjelaskan, pihaknya tidak meminta pajak dividen tersebut dihapuskan untuk seluruh investor di pasar modal, tapi hanya untuk investor tertentu. Namun Ia berharap, insentif tersebut bisa diberikan bagi investor yang rajin nabung saham dengan maksimal tabungan Rp5 juta.
Menurutnya, jika insentif tersebut bisa diberikan, bukan hanya memberikan manfaat kepada investor, tapi juga berdampak bagi pemerintah yang membutuhkan dana untuk pembangunan infrastruktur.
"Karena bayangin ada 64 juta rumah tangga, misalnya Rp1 juta aja nabung saham per rumah tangga, ada Rp60 triliun per tahun. Saving menjadi investment, pembiayaan infrastruktur bisa dibiayai jangka panjang," tuturnya.
Tito mengaku, pihaknya telah bertemu dengan pejabat Direktorat Jenderal Pajak atas usulan insentif tersebut. Bahkan, dia sudah mengusulkan ke Menteri Keuangan Sri Mulyani.
"Tapi nanti deh setelah tax amnesty saya ngomong (lagi). Jangan dilihat dari pajak yang keluar, tapi bayangkan dananya bisa bangun infrastruktur, pajak dari situ lebih banyak," ujarnya. (ren)