Bisnis Menggiurkan dari Kerajinan Limbah Ban Bekas
- VIVA.co.id/Dwi Royanto
VIVA.co.id – Banyak orang menganggap bahwa limbah ban bekas biasanya hanya menjadi sampah, yang hanya sedikit punya nilai jual. Tapi di tangan warga Kota Semarang ini, limbah ban bekas bisa disulap menjadi kerajinan bernilai mahal.
Inovasi ini dilakukan oleh Muhammad Santoso Rahawa, warga yang tinggal di Jalan Noroyono, Bulu Lor, Semarang. Berkat ide kreatifnya, ia mampu mengubah ban bekas menjadi kerajinan beragam miniatur unik. Salah satunya miniatur alat utama sistem senjata atau alutsista.
Lewat bengkel sederhana di rumahnya, Santoso mengerjakan kreasi ban bekas ini. Dia juga tetap melayani konsumen yang ingin membeli ban bekas yang ia kumpulkan. Karya terbaru Santoso adalah miniatur pesawat capung dari ban bekas yang banyak diminati orang.
Menurut Santoso, ide memanfaatkan limbah ban bekas ini dilakukan sejak 2014. Awalnya, di tengah kesibukannya berjualan ban bekas, ia terbesit ide untuk memanfaatkan potongan-potongan ban yang biasanya selalu dibuang begitu saja.
"Saat itu saya iseng-iseng, mengotak-atik cuilan ban kecil-kecil di lantai. Lalu, ketemu ide kenapa enggak saya jadikan kerajinan saja," ujar Santoso ditemui di bengkelnya, Senin, 20 Februari 2017.
Sebelum menciptakan miniatur pesawat, pria berdarah Jawa dan Ambon itu sudah kreatif membuat berbagai lukisan bergambar tokoh Punakawan Bagong, memanfaatkan ban bekas ini. Khusus pesawat capung mini yang ia buat, diakuinya berawal saat ia terinspirasi dari film perang di televisi.
"Film-film robot kerap menjadi inspirasi saya. Saya juga tertantang membuat mobil, pesawat maupun robot sesuai detailnya, " ujarnya.
Untuk pesawat capung buatannya, memang dibuat sangat kecil. Tapi, setiap detail bentuknya dibuat sama persis dengan aslinya.
Biasanya, Santoso butuh waktu dua pekan untuk membuat pola-pola. Lalu, lembaran ban bekas dipotong kecil-kecil dan dibentuk pola bodi pesawat, hingga direkatkan dengan lem. Untuk mempercantik bodi pesawat, Santoso memoles buatannya dengan cairan
oli sisa roda sepeda.
"Ada dua yang sudah jadi, dan ternyata peminatnya sangat banyak," kata dia.
Ketelitian dan tingkat kerapian kerajinan ini rupanya membuat karyanya banyak diminati. Harga jualnya pun beragam antara Rp100 ribu hingga Rp300 ribu.
Hingga kini, semakin banyak pesanan puluhan kerajinan ban kreasinya. Beberapa kali Santoso juga mengikuti pameran industri usaha mikro, kecil, dan menengah di sejumlah tempat. Sejumlah pameran itu rupanya cukup ampuh untuk mendongkrak pengenalan produknya.
Terkait omzet jualnya, Santoso rupanya masih malu mengungkapkan. Namun, dia mengaku bahwa bisnis memproduksi kerajinan dari ban bekas ternyata cukup menggiurkan.
"Saya terus eksplor ban bekas ini. Sekarang banyak juga jadi gantungan kunci, hiasan meja, lukisan serta robot. Kemarin buat robot Transformer yang terjual Rp300 ribu," ujarnya. (art)