Investor Baru di Pasar Modal RI Bertambah 23 Persen
- Romys B/VIVA.co.id
VIVA.co.id – Bursa Efek Indonesia dan data Kustodian Sentral Efek Indonesia mengungkapkan jumlah investor baru pasar modal sepanjang 2016 meningkat 23,47 persen atau 101.887 single investor identification (SID) menjadi 535.994 SID dari tahun 2015 yang sebesar 434.107 SID.
"BEI terus berupaya untuk memperluas basis investor, khususnya investor ritel, dan meningkatkan literasi pasar modal di masyarakat," uja Direktur Pengembangan BEI, Nicky Hogan, di gedung BEI Jakarta, Jumat 18 Februari 2017.
Jumlah tersebut lebih besar dibandingkan pertumbuhan investor baru tahun 2015 yang tercatat sebesar 18,83 persen atau 68.804 SID dari tahun 2014 yang sebesar 365.303 SID.
Menurutnya, peningkatan tersebut didorong dari sosialisasi kepada masyarakat, dengan menggandeng perusahaan sekuritas dalam memberikan edukasi agar melek investasi saham dan segera menjadi investor saham.
Hal tersebut tercermin dari sepanjang 2016, provinsi Jawa Barat tercatat sebagai provinsi dengan jumlah investor baru tertinggi dengan pertumbuhan mencapai 102,43 persen menjadi 17.456 SID baru, dari tahun 2015 yang sebesar 8.623 SID.
"Sedangkan provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) tercatat tercatat menjadi provinsi dengan persentase pertumbuhan investor tertinggi yaitu sebesar 287 persen menjadi 1.722 SID dari 2015 sebesar 600 SID," tuturnya.
Nicky mengatakan, gencarnya sosialisasi dan edukasi pasar modal yang dilakukan BEI membuat rasio penyebaran investor pasar modal di pulau Jawa semakin berkurang.
"Seiring dengan naiknya rasio penyebaran investor di pulau lainnya seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Sumatera, dan pulau-pulau di wilayah Indonesia Timur," tuturnya.
Sebagai informasi, total investor di pulau Jawa meningkat 16,89 persen namun rasio penyebarannya turun menjadi 78,3 persen dari 2015 yang sebesar 81 persen.Â
Sebaliknya, rasio penyebaran investor pasar modal di pulau lainnya meningkat seperti di Sumatera naik 12,1 persen dari 11,1 persen, Kalimantan naik 3,7 persen dari 3,3 persen, Sulawesi naik 2,9 persen dari 2,3 persen, dan Bali, Maluku, Papua yang tergabung ke dalam wilayah Indonesia Timur naik 2,9 persen dari 2,3 persen. (ren)