Man Down, Kisah Trauma Tentara yang Bikin Prihatin
- Mpower Pictures
VIVA.co.id – Jika Anda berharap film Man Down ini akan menyuguhkan ketegangan dengan adegan adu tembak antartentara dan kelompok separatis di wilayah konflik hanya akan berujung kekecewaan. Alih-alih menghadirkan aksi heroik khas tentara Amerika, film ini justru menampilkan sisi kelam dari setiap tentara yang berangkat berperang.
Film arahan sutradara Dito Montiel ini, meski tetap berlatar belakang perang, justru menyuguhkan sosok seorang tentara sebagai manusia seutuhnya. Manusia yang punya naluri dan kasih sayang. Manusia yang juga bisa menangis, yang juga bisa kehilangan. Bukan sekadar alat pembunuh yang hanya mengikuti komando.
Montiel menghadirkan empat periode terpisah dalam kehidupan seorang tentara angkatan laut bernama Gabriel Drummer (Shia LaBeouf). Di awal adegan, Gabriel terlihat bersama seorang temannya, Devin (Jai Courtney) di suatu tempat di masa depan pascapeperangan, ketika keduanya mencoba mencari anak dari Gabriel, Gabriel Johnathan (Charlie Shotwell). Selain itu hadir juga sosok bernama Charles (Clifton Collins Jr), yang dicurigai tahu di mana anak itu telah diambil.
Setelah itu, percakapan panjang penuh drama dan emosi ditampilkan ketika berbicara dengan seorang psikiater tentara bernama Peyton (Garry Oldman).
Adegan Gabriel bersama anak dan sang istri Natalie (Kate Mara) juga turut memperkuat premis bahwa tentara tetaplah manusia biasa. Ia tetap seorang ayah dan juga suami yang juga mencintai keluarganya.
Gabriel juga diceritakan mengalami masalah dengan kesehatan mentalnya. Gangguan mental membuatnya sering diselimuti halusinasi medan perang.
Meski dengan alur maju mundur yang tak beraturan dan visual effect yang cukup mengganggu, film ini setidaknya berhasil mengetengahkan isu serius yang mungkin banyak dialami oleh para veteran perang, yakni masalah depresi dan trauma pascapeperangan.
Film ini berhasil menghadirkan isu yang sebelumnya tak banyak dibicarakan. Bahkan pemerintah di banyak negara sendiri tidak mampu menanganinya dengan sempurna.
Man Down menyajikan realitas bahwa banyak veteran yang mengalami gangguan mental dan berakhir miskin, hidup menggelandang di pinggir jalan. (ms)