Perajin Kayu Bekas Bikin Mebel Berharga Puluhan Juta Rupiah
- VIVA.co.id/Dwi Royanto
VIVA.co.id – Tumpukan kayu bekas sisa produksi pabrik, biasanya hanya menjadi barang usang yang digunakan untuk kayu bakar. Namun, di tangan Yuda Surya Wicaksana, kayu-kayu bekas itu bisa diolah menjadi interior rumah tangga bernilai mahal.
Sosok Yuda mulai dikenal, lantaran keuletan tangannya menyulap kayu bekas menjadi barang berguna. Seperti kursi kafe, meja bar, hiasan dinding hingga meja-meja unik di rumah mewah. Pria 34 tahun itu mengerjakan aneka interior itu di bengkel sederhana di Jalan DI Panjaitan, Semarang.
Warga yang melewati kawasan itu tentu akan kaget, dan bertanya jika melintas banyak sekali tumpukan kayu bekas di ruas jalan. Namun, setelah masuk akan terlihat tumpukan interior mewah yang telah dikerjakan Yuda.
"Ini saya mengerjakan pesanan kursi meja di restoran ternama di Semarang. Kursi meja paling banyak dicari, karena keunikanya untuk interior restoran," ujar Yuda ditemui VIVA co.id, Senin 13 Februari 2017.
Dalam prosesnya, pembuatan interior itu memanfaatkan limbah pabrik sebagai bahan bakunya. Limbah kayu ia poles sedemikian rupa, menggunakan pewarna khusus, lalu dibakar untuk membentuk pola-pola unik pada seratnya.
Proses pembentukan pola inilah yang ia akui jadi yang tersulit. Butuh ketelatenan luar biasa yang dipadukan dengan tenaga-tenaga terampil untuk menghasilkan produk yang bagus. Sehingga, harap maklum bila harga ikut terkerek naik.
"Bulan ini, saya mendapat pesanan 50 set perabotan sekaligus di satu kafe. Paling laris order kursi interior dan hiasan dinding. Bahkan, tiga minggu lalu saya mengerjakan 80 set kursi dan meja," tutur dia.
Tahun ini pesanannya sangat ramai. Tiap bulan permintaan yang datang kian meningkat. Omzetnya pun cukup menjanjikan hingga puluhan juta per bulan.
Pemuda yang hingga kini masih betah membujang itu mengaku usaha kreatif yang kini ditekuni sangat menjanjikan.Tak hanya pengusaha lokal, dirinya kerap kebanjiran order dari pelanggan luar kota, seperti Sumatera, Yogyakarta hingga Jakarta. Orderan bahkan datang untuk produk perlengkapan dapur rumah tangga.
"Untuk harga yang saya tawarkan bervariasi sesuai permintaan yang datang. Paling murah Rp350 ribu, yang termahal Rp15 juta," ujar Yuda sembari memoles kayu-kayu bekas memakai alat pembakaran.
Warisan Kakek
Usaha kreatif yang kini ditekuni Yuda, diakuinya berawal dari buah kerja keras dari sang kakek di era penjajahan kolonial Belanda. Usaha itu, kemudian diwariskan kepada orangtuanya hingga kini dikerjakan olehnya.
"Kakek saya zaman dahulu, menekuni kerajinan dari tong bekas. Tetapi saya kembangkan dengan menciptakan kreasi lainnya," katanya.
Prospek industri kreatif yang kian menjanjikan sedikit banyak membuat bisnisnya terus bergeliat. Ia berharap pada masa mendatang industri kreatif Semarang semakin maju agar mampu menciptakan ragam peluang usaha baru. (asp)