Moody's Naikkan Peringkat RI, Begini Reaksi Sri Mulyani
- REUTERS/Beawiharta
VIVA.co.id – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengapresiasi langkah Moody's Investors Services yang menaikan outlook peringkat kredit Indonesia dari posisi stable menjadi positive pada 8 Februari 2017 lalu. Selain itu, Moody's juga mempertahankan peringkat Indonesia pada tingkat Baa3 sebagai penerbit surat utang.
Ani, sapaan akrab Menkeu Sri Mulyani, menilai hal itu semakin menunjukan pengakuan, apresiasi, dan optimisme dunia internasional atas prospek kinerja ekonomi Indonesia di tengah tantangan domestik maupun global. Dengan ini, Bendahara negara semakin optimis, untuk terus melanjutkan reformasi fiskal yang selama ini dilakukan oleh pemerintah.
"Ini menunjukan adanya kepercayaan yang cukup tinggi dari dunia internasional kepada perekonomian Indonesia, di tengah ketidakpastian perekonomian global," kata Ani dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Jumat 10 Februari 2017.
Ani memandang, apresiasi dari lembaga internasional seperti ini memegang peranan penting dalam mewujudkan pengelolaan kas keuangan negara yang jauh lebih sehat. Sinergi yang semakin kuat antara pelaku ekonomi, diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan peringkat kredit Indonesia di tahun-tahun selanjutnya.
Namun, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu tetap menyadari, bahwa masih banyak isu yang harus diatasi, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan dan berkeadilan. Pemerintah, kata dia, akan terus melakukan langkah-langkah positif melalui pengelolaan kas negara, dan kebijakan fiskal yang kredibel dan efektif.
"Berkaitan dengan ini, pemerintah tidak dapat bekerja sendiri, namun juga harus didukung oleh seluruh pemangku kepentingan, termasuk masyarakat Indonesia secara luas," ujarnya.
Sebagai informasi, faktor utama peningkatan outlook tersebut diantaranya adalah semakin menurunnya tingkat kerentanan Indonesia dari guncangan eksternal. Hal ini ditunjukan dengan defisit neraca berjalan yang semakin rendah, cadangan devisa yang terus meningkat, serta perkembangan utang luar negeri swasta yang melambat.
Di samping itu, stabilitas makro ekonomi dan disiplin fiskal Indonesia, disertai dengan reformasi ekonomi telah dipandang telah menunjukan efektifitas kebijakan yang semakin membaik. Terlebih, kedisiplinan itu bisa dilakukan dengan baik, di tengah tekanan penerimaan akibat rendahnya harga minyak dan gas dalam beberapa waktu terakhir.
Hal senada turut diungkapkan oleh Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, peningkatan outlook tersebut akan memberikan suasana kondusif bagi pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan, di tengah tantangan global dan domestik. BI bersama pemerintah, ditegaskan Agus, akan berupaya menjaga hal ini ke depan.
"BI akan terus menjaga kedisplinan dalam pengelolaan makro ekonomi dan memperkuat koordinasi dengan pemerintah," tuturnya dalam kesempatan berbeda. (ren)