BI Tak Khawatir 'Pedasnya' Harga Cabai Kerek Inflasi
- ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
VIVA.co.id – Harga cabai rawit merah di sejumlah pasar ibu kota kembali merangkak ke level tertinggi, yakni berada di kisaran Rp140-150 ribu per kilogram. Pemerintah dan Bank Indonesia diharapkan bisa segera menyelesaikan permasalahan tersebut.
Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo, mengaku tak khawatir, semakin 'pedasnya’ harga cabai rawit merah di tingkat pedagang akan memberikan pengaruh perkembangan Indeks Harga Konsumen atau inflasi sepanjang tahun.
Menurut mantan menteri keuangan era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu, pengurangan subsidi energi dengan penyesuaian tarif dasar listrik 900 volt ampere merupakan komponen yang akan memengaruhi inflasi sepanjang 2017.
Meskipun satu sisi, Agus mengakui, survei bank sentral yang memperkirakan laju inflasi berada di kisaran 0,67 persen pada Januari 2017, justru meleset. Badan Pusat Statistik pada bulan lalu mencatat, inflasi nasional Januari berada di level 0,97 persen.
“Ini membuat year on year inflasi ada di sekitar 3,49 persen,” kata Agus, saat ditemui di Hotel Fairmount, Jakarta, pada Rabu 8 Februari 2017.
Pemerintah bersama bank sentral, kata Agus, akan senantiasa menjaga laju inflasi akan bergerak sesuai dengan target kisaran empat plus minus satu persen. Terutama, bagaimana mengontrol pergerakan harga-harga yang bergejolak (volatile food).
“Sehingga, nanti kalau seandainya ada tekanan inflasi, bisa terjaga. Saya sambut baik, besok akan ada tindak lanjut koordinasi untuk meyakinkan inflasi sesuai dengan target kita,” ujarnya. (art)