Rights Issue, Bumi Resources Bidik Dana Segar Rp35 Triliun
- PT Bumi Resources Tbk
VIVA.co.id – Pemegang saham PT Bumi Resources Tbk berkode saham BUMI, menyetujui rencana perseroan untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas (PUT) atau rights issue melalui mekanisme Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD).
Corporate Secretary Bumi Resources, Dileep Srivastava mengatakan, melalui aksi korporasi tersebut, perseroan yang akan menerbitkan 37.882.406.301 saham baru dengan harga Rp926 per saham, dapat meraup dana segar maksimal Rp35,1 triliun.
"Pemegang saham sudah menyepakati rencana perseroan untuk melaksanakan rights issue," ujarnya usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di Jakarta, Selasa, 7 Februari 2017.
Menurut Dileep, dana itu akan digunakan untuk pelunasan kewajiban utang sesuai dengan keputusan penundaan kewajiban pembayaran utang BUMI di Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Lebih lanjut dia menyebutkan, perkiraan waktu pelaksanaan HMETD tidak lebih dari 12 Â bulan dari pelaksanaan RUPS-LB hari ini.
Kurangi utang
Lebih lanjut dia menjelaskan, pihaknya akan mengurangi utang sebesar US$1,6 miliar dari total utang sebesar US$4,2 miliar.
Dia menjelaskan, perseroan juga sudah merencanakan untuk mengurangi kembali besaran utang sebesar US$600 juta setelah dua tahun ke depan.Â
"Setelah empat tahun lagi, kami akan mengurangi lagi sebesar US$600 juta," tuturnya.
Dileep mengatakan, rencana mengurangi utang tersebut sejalan dengan langkah perseroan untuk menjaga rasio utang terhadap modal dalam kondisi terkendali.Â
"Menurut banyak orang, tidak bagus juga menjalankan perusahaan tanpa ada utang. Apa gunanya ada bank?" ujarnya.
Selain itu dia mengatakan, pada 2017 perseroan optimistis bisa kembali meraih laba bersih seiring dengan tren kenaikan harga batu bara. Target produksi batu bara di 2017 dipatok sekitar 92-93 juta ton.
"Kami mendorong peningkatan penjualan di domestik dan juga mendorong ekspor. Sekarang ini kami semakin percaya diri akibat membaiknya kinerja perseroan di 2016. Ini disebabkan oleh perbaikan harga komoditas, khususnya batu bara," ujarnya.