Belanja Pemerintah Seret, Begini Reaksi Sri Mulyani
- ANTARA/Muhammad Adimaja
VIVA.co.id – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan, defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sepanjang tahun lalu yang terjaga di level 2,46 persen terhadap produk domestik bruto, telah memberikan momentum untuk menjaga kualitas pertumbuhan ekonomi 2016.
"Itu memberikan daya dorong. Jadi secara keseluruhan, APBN 2016 memberikan momentum," kata Ani, sapaan akrab Sri Mulyani saat ditemui di Aula Dhanapala, Kompleks Kementerian Keuangan, Senin malam, 6 Februari 2017.
Badan Pusat Statistik mencatat, gelontoran belanja pemerintah tahun lalu hanya berdampak tipis terhadap pergerakan perekonomian nasional  2016. Berdasarkan data otoritas statistik, konsumsi pemerintah pada tahun lalu tercatat minus 0,15 persen.
Mskipun konsumsi pemerintah di kuartal keempat berkontribusi lebih apabila dibandingkan dengan konsumsi pada kuartal III-2016, namun secara year on year dibandingkan periode yang sama tahun lalu, konsumsi pemerintah melalui kas negara justru mencatatkan minus 4,05 persen.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu pun memiliki alasan tersendiri mengenai hal tersebut. "Disebut kontraksi, karena membandingkan dengan kuartal sebelumnya, maupun tahun lalu," ujarnya.
Lagipula, lanjut Ani, meskipun konsumsi pemerintah tidak bergeliat, pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun lalu yang tercatat sebesar 5,02 persen masih relatif positif. Terlebih, apabila menilik dari pemangkasan anggaran yang dilakukan pemerintah di pertengahan tahun lalu.
"Jadi secara agregat, kami berikan daya dorong kepada ekonomi. Artinya, pemerintah melakukan pemotongan secara selektif," katanya.
Pada tahun ini, defisit APBN dipatok di level 2,41 persen. Ani menegaskan, pemerintah akan berupaya semaksimal mungkin, untuk menjadikan kas keuangan negara menjadi instrumen yang mampu menggeliatkan perekonomian Indonesia sepanjang tahun 2017.
"Kami tentu berharap momentum akan terus terjaga untuk tahun berikutnya, untuk belanja yang makin efektif," jelasnya. (ase)