Pasokan AS Naik Tinggi, Harga Minyak Dunia Kembali Loyo
- reuters
VIVA.co.id – Harga minyak mentah dunia pada Kamis kemarin ditutup turun setelah stok minyak di fasilitas penyimpanan Amerika Serikat meningkat dan tidak bisa diimbangi bukti bahwa negara-negara pengekspor minyak atau OPEC telah memangkas produksi cukup besar.
Data Administrasi Informasi Energi Amerika Serikat mencatat pada pekan lalu persediaan minyak mentah AS bertambah sebesar 6,5 juta barel menjadi sebesar 494,76 juta barel. Sehingga kenaikan itu melebihi ekspektasi analis yaitu sebesar 3,3 juta barel.
Dilansir dari laman Reuters, Jumat, 3 Februari 2017, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 34 sen menjadi di US$53,54 per barel, sedangkan minyak Brent turun 23 sen menjadi US$56,57 per barel.
Pelemahan harga minyak dunia pada Kamis kemarin ini ternyata tidak terlalu dipedulikan oleh para pedagang minyak di pasar, khususnya terhadap peningkatan ketegangan politik antara Amerika Serikat dan Iran.
Sebelumnya, baik Brent dan WTI diperdagangkan pada tingkat tertinggi sejak Januari 2017, di mana para anggota OPEC dan eksportir lainnya menindaklanjuti perjanjian mereka untuk memangkas produksi untuk mengurangi banjir pasokan global.
Para negara anggota OPEC dan Rusia telah bersepakat tahun lalu untuk menurunkan pasokan minyak dunia secara global sebanyak 1,8 juta barel per hari. Hal itu diharapkan dapat meningkatkan harga minimal setengah dari harga di tengah 2014.
Dalam sebuah survei Reuters pada minggu ini menemukan bahwa sebagian besar produsen minyak telah mengikuti kesepakatan tersebut dan memiliki tingkat kepatuhan hingga mencapai di atas 80 persen.
Rusia juga telah memangkas produksi minyak pada Januari 2017 sebanyak 100 ribu barel per hari (bph). Bahkan, pada sehari sebelumnya seluruh anggota OPEC telah melakukan pemotongan sesuai kesepakatan.