AS Ingin Perkuat Industri Teknologi Indonesia
- REUTERS/Mohammed Ameen
VIVA.co.id – Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Joseph R. Donovan Jr bertemu dengan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara di Kementerian Kominfo, kemarin. Selain perkenalan satu sama lain, ternyata terungkap keduanya membahas investasi dan perdagangan AS di Indonesia.
"Secara detail, kami tertarik kerja sama antara pemerintah Indonesia dengan Amerika Serikat, terlebih ketika Indonesia memberlakukan aturan baru di bidang inovasi dan teknologi," ungkap Donovan dalam keterangannya, Selasa 31 Januari 2017.
Tetapi, Donovan tak menjelaskan secara rinci aturan baru yang diberlakukan Indonesia itu seperti apa. Diduga, hal itu berkaitan dengan aturan layanan Over The Top (OTT) dan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang digencarkan oleh pemerintah akhir-akhir ini.
Pemerintah belum menerapkan aturan OTT, yang mengatur perusahaan teknologi harus memiliki status Bentuk Usaha Tetap (BUT) bila bisnis beroperasi di Indonesia. Sampai saat ini, aturan tersebut masih dalam bentuk Surat Edaran sejak tahun lalu.
Layanan OTT asal AS yang berbisnis di Indonesia, merupakan perusahaan kelas kakap semua, mulai dari Google, Twitter, Facebook, hingga WhatsApp.
Sedangkan aturan TKDN telah diterapkan sejak 1 Januari 2017. Sejumlah produsen yang memproduksi smartphone 4G harus punya kandungan lokal sebesar 30 persen. Apple yang notebene dari Negeri Paman Sam, baru akan membangun pusat penelitian dan pengembangan, atau Litbang di Indonesia.
Donovan mengungkapkan, Apple membangun pusat litbang di Indonesia adalah cara untuk 'sama-sama enak'.
"Keputusan Apple untuk membuka fasilitas riset di Indonesia merupakan win-win situation" jelasnya.
Ketika dikonfirmasi soal hal tersebut, Menkominfo enggan membahas secara detail kepada awak media. Mulai dari pajak Google yang terus terombang-ambing hingga pembangunan pusat riset Apple di Tanah Air.
"Kata siapa, Apple belum pasti? Sudah pasti, sedang bangun, mungkin kuartal kedua (sudah selesai). Google tunggu Kementerian Keuangan, Kominfo sangat mendorong (pajaki Google)" kata Rudiantara. (asp)