Rupiah Diuntungkan Pelemahan Dolar AS
- ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
VIVA.co.id – Perdagangan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat perlahan telah kembali menguat. Kondisi itu terutama akibat pelemahan dolar di pasar global, setelah kemarin menguat 11 poin atau 0,08 persen ke Rp13.349 per dolar AS.
Analis Samuel Sekuritas, Rangga Cipta, mengatakan, penguatan rupiah juga dibayangi dari penantian data inflasi besok yang diperkirakan naik, dan angka pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) pekan depan yang mungkin melambat.
Di samping itu, ditambah oleh sentimen situasi politik menjelang pemilihan gubernur DKI Jakarta yang disinyalir dapat memengaruhi pergerakan rupiah.
"Ketidakpastian di pasar keuangan tetap tinggi. Rupiah berpeluang menguat lagi hari ini seiring dengan dollar index yang terus turun," ujarnya di Jakarta, Selasa, 31 Januari 2017.
Selain itu, Rangga menjelaskan potensi penguatan rupiah yang didorong dari pelemahan dolar semalam, juga merespons angka pertumbuhan AS yang sangat buruk dan respons negatif kebijakan larangan masuk penduduk tujuh negara muslim.
"Pasar saham AS juga terkoreksi merespons hal itu, sehingga di sisi lain mendorong perpindahan dana ke surat utang AS yang imbal hasilnya terus turun," tuturnya.
Namun, kata Rangga, fokus saat ini mulai beralih ke rapat The Fed yang akan dimulai nanti malam dan disimpulkan Kamis dini hari. "Saat ini, peluang kenaikan Fed Fund Rate, target lanjutan masih sangat rendah," ujarnya.