Data Pengeboran AS Naik Sulut Pelemahan Harga Minyak
- Reuters
VIVA.co.id – Harga minyak mentah dunia pada Senin 30 Januari 2017 ditutup turun, setelah data peningkatan kegiatan pengeboran Amerika Serikat. Di sisi lain, produsen minyak dunia mencoba untuk mematuhi kesepakatan mengurangi produksi guna menaikkan harga jual.
Dilansir dari laman Reuters, pada Selasa 31 Januari 2017, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 54 sen atau satu persen menjadi US$52,63 per barel. Sementara itu, harga minyak Brent turun 32 sen ke level US$55,20 per barel.
Dalam laporan yang menyebar tersebut, jumlah rig minyak aktif milik AS naik ke level tertinggi sejak November 2015. Bahkan, menurut data Baker Hughes pengeboran mengambil keuntungan dari harga minyak di atas US$50 per barel.
Analis minyak dari Landesbank, Frank Klumpp mengatakan, ada tiga faktor yang saat ini membebani harga minyak. Pertama adalah dolar AS yang lebih kuat, kedua peningkatan dari jumlah rig AS dan kepatuhan dari kesepakatan OPEC.
Padahal sebelumnya, OPEC dan produsen lainnya, termasuk Rusia, sepakat untuk memangkas produksi hampir sebanyak 1,8 juta barel per hari (bph) pada semester pertama 2017 guna melawan pasokan berlebih selama dua tahun.
Dan atas kesepakatan itu, harga minyak tetap di atas US$50 per barel, karena produsen menyetujui kesepakatan pada Desember. (art)