Ibu Hamil Jalani Perawatan Filler, Berisiko Alami Kontraksi
- Pixabay/jochenpippir
VIVA.co.id – Menjadi cantik tentu jadi dambaan hampir seluruh perempuan. Beragam perawatan kecantikan seperti filler pun dipilih agar wajah terlihat tetap kencang, dan juga membentuk kontur.
Filler sendiri menurut dr Haekal Yassier Anshari M.Biomed (AAM), Dokter DH Clinic, merupakan suatu bagian dari anti aging medicine yang memperlakukan proses penuaan seperti penyakit yang bisa dicegah.
Meski demikian, menurutnya ada beberapa kondisi yang sebaiknya dihindari ketika ingin melakukan perawatan kecantikan dengan metode filler. Hal ini bukan hanya karena akan menghasilkan kualitas perawatan yang tidak sempurna, tapi juga sangat berisiko dan berbahaya.
"Untuk ibu hamil dan ibu menyusui itu tidak boleh, kalau sudah menggunakan makanan pendamping itu baru diizinkan, itu pun juga tidak begitu disarankan," ungkap Haekal saat ditemui di DH Clinic, di MT Haryono, Jakarta Selatan, Senin, 30 Januari 2017.
Dia menjelaskan bahwa metode filler yang menggunakan jarum suntik untuk melakukan perawatannya dikhawatirkan bisa menimbulkan kontraksi. Hal ini tentu akan sangat berbahaya, bagi kesehatan kandungan dan juga nyawa dari ibu dan juga bayi yang dikandungnya.
Sementara itu, untuk ibu menyusui, menurut Haekal juga tidak dianjurkan dengan alasan bahwa Hyaluronic Acid yang merupakan bahan dasar untuk filler akan berpengaruh pada bayi yang tengah disusuinya. Dia menjelaskan karena di usia 0-6 bulan seluruh nutrisi dan asupan makanan berasal dari ASI.
"Atau tunggu sampai bayi setahun, pokoknya dari awal kehamilan tidak boleh menggunakan," ungkap dia.
Di samping itu Haekal juga menjelaskan bahwa mereka yang pernah menjalani proses perawatan dengan silicon juga tidak diperbolehkan menggunakan filler. "Kecuali dikeluarkan dahulu silicon-nya baru disuntik filler," tambah dia.