20 Provinsi Bergantung Pangan dari Daerah Lain
- ANTARA FOTO/Yusran Uccang
VIVA.co.id – Otoritas Jasa Keuangan mengungkapkan ada sebanyak 20 provinsi di Indonesia mengalami kekurangan produksi 11 komoditas pangan pokok. Sementara itu sisanya, 14 provinsi lainnya mengalami surplus produksi pangan.
Deputi Komisioner Manajemen Strategis 1B OJK Slamet Edy Purnomo mengungkapkan, karena defisit produksi 20 propinsi itu sangat bergantung pada daerah lain untuk memenuhi kebutuhannya.
"Sebanyak 20 provinsi lebih banyak impor karena produktivitas daerah itu lebih rendah dari permintaannya. Contohnya di Payakumbuh, Sumatera Barat, permintaan cabai paling tinggi," kata dalam acara focus group discussion di Bandung, Sabtu 21 Januari 2017.
Merespons hal tersebut, OJK berkomitmen mendukung pembiayaan di area hulu hulu, sehingga bisa menciptakan pekerjaan dan mensejahterakan petani. Dan pada akhirnya kebutuhan bisa dipenuhi dari peningkatan produktivitas petani.
Selain itu, OJK juga akan mendorong peningkatan produktivitas pangan dengan memberikan bibit dan obat. Kemudian di hilir, pelaku usaha e-Commerce akan didorong untuk membantu memasarkan produk pertanian agar petani tidak terjerat tengkulak. "Jangan sampai petani dirugikan," ujarnya.
Slamet mengungkapkan pada 2019 pemerintah menargetkan keuangan inklusif atau akses pelayanan keuangan di sektor pertanian bisa ditingkatkan dari 36 persen di 2014 menjadi 75 persen di 2019.
"Tim percepatan akses keuangan daerah dari OJK harus bergerak cepat untuk mencapai target ini," ujarnya.