60 Persen Spesies Primata Terancam Punah
- Antara/ Basrul Haq
VIVA.co.id – Hewan primata memang cukup banyak hidup di Bumi. Sebut saja simpanse, monyet, hingga lemur. Namun, pernahkah dikenal primata bernama tarsier atau capuchin? Kabarnya, saat ini hanya ada 504 spesies permata yang masih hidup di Bumi.
Dalam laporan hasil penelitian yang dilakukan 31 ilmuwan di Amerika, dipimpin oleh Alejandro Estrada dari Universidad Nacional Autónoma de México dan Paul A Garber dari University of Illinois, menyimpulkan jika banyak spesies primata yang terancam punah. Bahkan, penulis laporan, Jo Setchell, yang merupakan profesor Anthropology dari Durham University, menyebut setidaknya ada 60 persen primata yang terancam punah.
Ini dianggap sebagai berita yang sangat buruk bagi kelangsungan hidup di Bumi. Primata dianggap sebagai hewan yang sedang menemui ajalnya. Tidak hanya 60 persen spesies yang terancam punah, tapi sekitar 75 persen dari 504 spesies itu telah mengalami penurunan jumlah populasi.
"Tanpa aksi yang nyata, penurunan ini akan terus terjadi. Bahkan, spesies itu akan menghilang selamanya. Situasi yang buruk ini merupakan kesalahan kita, manusia. Primata kerap kehilangan habitatnya karena tempat tinggal mereka dibabat habis, dijadikan perkebunan atau peternakan," ujar Setchell, seperti dikutip dari Science Alert.
Tidak hanya kehilangan habitatnya, primata juga kerap diburu manusia untuk dimakan dagingnya, diambil organ tubuhnya sebagai pajangan, atau diperdagangkan secara ilegal untuk dijadikan hewan piaraan.
Kondisi lain yang mengancam habitat primata adalah pembangunan, baik gedung, perumahan atau konstruksi jalan. Ada juga karena aktivitas ekstraksi minyak dan gas, pertambangan, polusi, penyakit. Bahkan, perubahan iklim juga menjadi penyebab utama kepunahan primata.
"Ancaman primata ini merupakan hasil dari ketidakjelasan politik, ketidakstabilan sosial-ekonomi, kejahatan yang terorganisasi, korupsi, dan kebijakan untuk mendapatkan profit jangka pendek," ujar Setchell.
Namun demikian, di akhir laporan, Setchell menuliskan keyakinan dia dan para peneliti lainnya jika kenyataan ini bisa dibalik. Asalkan ada aksi nyata dari pemerintah dunia. Bahkan, organisasi-organisasi konservasi satwa juga sudah banyak yang menjalankan aksi penyelamatan. (art)