Kulit Kambing Etawah Bisa Ganti Cangkang Kapsul dari Babi

Ilustrasi kapsul
Sumber :
  • Viva.co.id/Syaefullah

VIVA.co.id – Seorang mahasiswa doktor Universitas Indonesia, Zilhadia berhasil dalam risetnya menjadikan gelatin kulit kambing Etawah sebagai alternatif cangkang kapsul. Karena ini terbuat dari kulit kambing, sudah barang tentu halal. 

Kecoak Raksasa dari Laut Dalam Jawa Adalah Spesies Isopoda

Zilhadia mengatakan, selama ini cangkang kapsul yang membungkus obat pada umumnya terbuat dari gelatin dari kulit maupun tulang sapi dan babi atau pembentuk gel lainnya. Di Indonesia, kehalalan cangkang kapsul menjadi prioritas utama bagi para konsumen. 

Untuk itu, Zilhadia berupaya mencari alternatif sumber gelatin halal yang potensial, yakni gelatin kambing Etawah. Sehingga disertasinya yang berjudul ‘Ekstraksi Gelatin dari Kulit Kambing Peranakan Etawah Menggunakan Metode Hidrolisis Asam dan Penggunaannya pada Pembuatan Cangkang Kapsul Keras’ ini membuatnya berhasil meraih gelar doktor dan lulus pada Program Doktoral Farmasi UI.

Peneliti Muda Indonesia Menelisik Fenomena Biologis di Balik Jam Tidur

"Kambing Etawah dapat menjadi sumber gelatin yang baik karena halal, mudah didapat, harga relatif terjangkau. Dan mempunyai sifat gelatin yang baik untuk dijadikan cangkang kapsul keras dan lunak dalam industri farmasi," ujar Zilhadia dalam keterangan tertulis yang diterima VIVA.co.id, Rabu 18 Januari 2017.

Selain itu, jenis kambing Etawah juga dipilih karena mempunyai bidang kulit yang lebih luas dibanding kambing lokal merek lain. Selain itu, kambing peranakan Etawah merupakan jenis kambing unggul dan potensial dikembangkan di Indonesia.

Siswa Indonesia Raih Penghargaan Khusus ISEF 2019 di Amerika Serikat

Setelah melalui serangkaian uji coba laboratorium, Zilhadia menyimpulkan, gelatin kambing Etawah dapat memenuhi persyaratan sebagai bahan dasar pembuatan cangkang kapsul keras pada obat serta dapat diaplikasikan pada industri farmasi lainnya, makanan serta kosmetik.

Zilhadia mengolah kulit kambing ini menjadi gelatin dengan metode hidrolisis asam dengan cara merendam kulit kambing dengan larutan sodium sulfida dan kalsium hidroksida. Dia menjelaskan, cangkang kapsul dari gelatin kambing ini telah diuji laboratorium melalui uji keseragaman bobot, keseragaman ukuran, kadar air kapsul, uji waktu hancur, uji kandungan sulfit kapsul, pengukuran pH atau tingkat keasaman, dan uji mikroba.

Menurut data, pada 2007, produksi gelatin dunia didominasi dari gelatin kulit babi yaitu sebesar 46 persen. Sisanya sebanyak 29,4 persen dari kulit sapi, 23,1 persen dari campuran tulang babi dan sapi, dan 1,5 persen dari tulang ikan, kerang, dan lain-lain.

Gelatin kulit kambing dapat menjadi solusi atas permasalahan yang timbul akibat penggunaan kulit sapi dan babi. Pada sejumlah negara, penggunaan gelatin babi dapat menyebabkan kontroversi tersendiri. Demikian halnya bagi penganut agama Hindu, sapi merupakan hewan suci yang wajib dijaga.

Kemudian, sapi juga relatif lebih mahal dibandingkan babi, sehingga banyak produsen yang lebih memilih babi sebagai bahan pembuatan gelatin. Sedangkan sumber gelatin dari hewan laut seperti kerang dan ikan juga tidak bisa menjadi andalan, karena jumlahnya yang lebih sedikit dan sifat gelatinnya yang tidak sebaik sapi dan babi.

(mus)
 

Dr Susanti meraih penghargaan Postdoctoral Research Award di Nottingham, Inggris

Keren, Peneliti RI Raih Penghargaan Riset Post-Doktoral di Inggris

Peneliti RI, Dr Susanti meraih Postdoctoral Research Award for Outstanding Contribution to the Research Community di Inggris

img_title
VIVA.co.id
27 Mei 2021