Kuba Bangkit dari Tekanan Embargo AS
- VIVA.co.id/ Muhammad Ali Wafa
VIVA.co.id – Kuba, atau secara resmi disebut Republik Kuba adalah negara berdaulat yang terdiri dari pulau Kuba, dan Isla de la Juventud serta beberapa kepulauan kecil. Kuba adalah satu-satunya negara komunis di benua Amerika. Kuba terletak di Karibia utara pada pertemuan Laut Karibia, Teluk Meksiko dan Samudra Atlantik.
Selama 50 tahun Kuba dipimpin oleh Fidel Castro. Di tangan Fidel, Kuba malah memberi pengaruh besar bagi dinamika politik di Amerika Latin walau Amerika Serikat memberlakukan embargo ekonomi pada negara tersebut sejak dipimpin Castro pada 1959. Castro mampu membawa Kuba menjadi negara yang mandiri dan terus mengeksplorasi kemampuannya.
Tahun 2006 pimpinan di Kuba beralih. Faktor usia dan sakit usus yang akut membuat Fidel tak bisa lagi memimpin Kuba. Ia lalu menyerahkan kekuasaan kepada adiknya, Raul Castro.Â
Pada 26 November 2016, Fidel meninggal dunia dalam usia 90 tahun. Kepergian Fidel ditangisi rakyat Kuba. Meski bagi kelompok oposisi Fidel adalah seorang pemimpin yang membungkam mereka, namun bagi mayoritas rakyat Kuba, Fidel adalah pahlawan. Rekaman prosesi pemakaman Fidel menunjukkan bagaimana seluruh rakyat Kuba memenuhi jalan sepanjang iringan mobil jenazah mengantarnya menuju tempat peristirahatan terakhir.Â
Lalu seperti apa Kuba saat ini? Bagaimana Kuba setelah Fidel Castro tiada? VIVA.co.id berkesempatan mewawancara Duta Besar Kuba untuk Indonesia, Nirsia Castro Guevara. Perempuan kelahiran 4 Maret 1956 ini menjadi Dubes Kuba untuk Indonesia sejak Agustus 2015.
Tak mengherankan bila pemerintah Kuba mempercayakan Nirsia sebagai wakil mereka di Indonesia. Dia memang diplomat Kuba spesialis Asia.
Laman The Diplomatic Society mencatat, usai lulus dari sekolah diplomatik Kuba, Duta Besar Nirsia berkecimpung di Departemen Asia di Kementerian Luar Negeri selama 30 tahun. Dia pun pernah menjadi Dubes Kuba untuk Sri Lanka dan Kamboja.Â
Sebelum menjadi Dubes, Nirsia Castro Guevara menampati berbagai posisi sebagai diplomat Kuba di Jepang, Filipina, dan Korea Utara. Berikut petikan wawancaranya:
Apa arti seorang Fidel Castro untuk Kuba?
Kuba di bawah kepemimpinan Fidel Castro telah menemukan solusi untuk menghadapi tantangan dan bergerak maju untuk membangun negara dan mencapai tingkat tertinggi dari keadilan sosial. Kita ingin mencapai prestasi tertinggi bagi negara. Ia lebih dari seorang pemimpin bagi kami, ia adalah ayah, panutan, sahabat, dan seseorang yang memberi arti besar bagi kami.
Bagaimana Kuba berkembang selama dipimpin Fidel?
Ditangan Fidel, Kuba telah mengubah dirinya menjadi negara berkembang yang mendukung sistem kesehatan masyarakat, termasuk dalam bidang sosial dan ekonomi serta mengatasi tantangan. Pemimpin kami Fidel Castro mengatakan bahwa untuk mengembangkan kerjasama internasional, adalah dengan membangun solidaritas dan melawan keegoisan individu.
Revolusi Kuba yang dicapai pada 1 Januari 1959 merupakan tahap baru bagi keadilan dan membuka harapan baru bagi masyarakat Kuba. Fidel menjanjikan sesuatu yang bersejarah bagi negara. Pemerintah revolusioner telah membongkar seluruh struktur pemerintahan sebelumnya yang telah membuat masyarakat berada di bawah kemiskinan, eksploitas dan ketidakadilan. Mereka yang bertanggung jawab atas kejahatan terhadap laki-laki dan perempuan pun telah dibawa ke pengadilan.
Kampanye untuk melawan buta huruf telah dikembangkan sehingga semua pria dan wanita dari negara mendapat kesempatan belajar membaca dan menulis. Sistem pendidikan nasional diciptakan untuk memastikan bahwa anak-anak dan orang dewasa bisa belajar, sistem kesehatan diciptakan untuk menjamin pelayanan kesehatan gratis untuk seluruh penduduk dan berbagai tindakan dilaksanakan untuk menghilangkan semua sisa ketidakadilan sosial berdasarkan jenis kelamin, agama atau warna kulit, tarif yang adil dan terjangkau untuk telepon, layanan air dan listrik yang ditetapkan dan rencana nasional untuk industrialisasi negara juga telah dirancangkan.Â
Apa saja pencapaiannya?
Kuba menjadi negara ke-69 dari total 188 negara yang tingkat indikator pertumbuhannya dibuktikan oleh statistik PBB. Tingkat kematian dari setiap populasi pun mengalami penurunan hingga puluhan persen. Ratusan orang telah meraih gelar dokter bahkan Kuba telah mengirim ratusan dokter profesional ke lebih dari 68 negara, termasuk mengambil peran penting dalam menangani virus ebola di Amerika. Kuba juga telah meluluskan lebih dari 25 ribu profesional dari 84 negara.
Kuba terkenal sebagai negara komunis, bagaimana Kuba bekerjasama dengan negara lain di era keterbukaan?
Kuba memiliki pengembangan kerja sama penting di lebih dari 150 negara, terutama di sektor kesehatan, konstruksi, pendidikan, olahraga, pertanian, gula, perikanan dan industri lainnya.
Sejak tahun 1961, pemerintah Kuba secara konsisten memberikan beasiswa untuk melatih profesional dan teknisi. Sampai tahun 2007, lebih dari 40ribu mahasiswa asing telah lulus dari pusat pengajaran Kuba. Pada tahun yang sama, lebih dari 80 ribu pemuda asing dari 120 negara belajar di Kuba atau di bawah program khusus kerja sama pemerintah Kuba dengan negara lainnya, yang sebagian besar adalah bidang kedokteran.
Apakah Kuba masih bertahan sebagai negara sosialis-komunis?
Ya, Kuba masih menganut sistem komunis, juga sosialis. Kita punya Partai Komunis. Tapi negara kami juga bersifat sosialis, yang artinya menjunjung keadilan sosial bagi semua orang, persamaan hak bagi perempuan dan laki-laki tidak peduli apa agama maupun warna kulit kita. Pemerintah Kuba punya usaha besar untuk menyediakan kehidupan yang berkualitas bagi rakyatnya, hak terbuka untuk mendapatkan pendidikan dan kesehatan.
Semua masyarakat bisa mengenyam pendidikan hingga universitas, secara gratis. Pelayanan kesehatan kami juga gratis, bila ada yang dirawat, masyarakat akan diberikan pelayanan dan solusi secara penuh sampai kesembuhan dan didukung penuh oleh pemerintah. Ini sangat berarti bagi masyarakat.
Bagaimana melakukannya? Kesehatan dan pendidikan membutuhkan anggaran yang cukup besar.
Tentu dari pengelolaan pemasukan negara. Pemerintah memberikan porsi yang besar bagi dana kesehatan dan pendidikan masyarakat.
Bagaimana hubungan bilateral antara Indonesia dengan Kuba?
Kita punya hubungan yang cukup bersejarah antara kedua negara. Ini telah dimulai sejak pemerintahan Presiden Soekarno dan pemimpin negara kami, Fidel Castro. Dalam beberapa tahun kita memiliki banyak kerja sama dan keterlibatan yang sangat baik di berbagai organisasi internasional. Indonesia dan Kuba memiliki banyak posisi dan pendapat yang sejalan, kemudian adanya dukungan saling timbal balik di forum internasional.
Terkait dengan bidang ekonomi, kita melihat adanya potensi yang besar dengan Indonesia. Kita bisa kembangkan berbagai kerja sama di berbagai sektor seperti sains, kesehatan, olahraga, agrikultur, dan pengembangan pariwisata. Terkait pariwisata, Indonesia memiliki potensi besar untuk dikembangkan dan itu sangat membantu Kuba untuk berbagi pengalaman bagaimana meningkatkan turis ke negara kami.
Bagaimana dengan kerja sama lain? Misalnya melalui ekspor dan impor, apa harapannya?
Dalam beberapa waktu ini kita akan mulai membangun. Di negara kami, banyak produk bio-teknologi yang sangat baik untuk diimpor oleh Indonesia. Di waktu yang sama, kita juga membutuhkan impor beberapa produk dari Indonesia. Pemerintah Kuba juga menawarkan bagi pemuda Indonesia untuk mempelajari studi kesehatan dan medicine di Kuba.
Sedangkan di bidang pariwisata, di Indonesia ada agen wisata yang menyediakan paket untuk keberangkatan wisata ke Kuba. Untuk mendapatkan visa kunjungan juga sangat mudah pengurusannya di konsuler kami, dalam sehari visa tersebut bisa diperoleh. Akhir tahun 2015 lalu berdasarkan data statistik nasional Kuba, ada sekitar empat juta wisatawan asing yang datang ke Kuba. Padahal kita hanya negara kecil, yang terdiri dari 11 juta jiwa. Wisatawan Indonesia yang datang ke negara kami pada 2015 pun mencapai 4 ribu orang.
Kita tahu Amerika Serikat begitu lama menjatuhkan embargo ekonomi atas Kuba. Bagaimana perkembangannya?
Amerika sejak puluhan tahun telah mengimplementasikan sanksi atas Kuba, yang tentu menyebabkan banyak gangguan terhadap pembangunan ekonomi negara kami. Embargo ini masih terjadi hingga saat ini dan menjadi masalah besar. Karena perusahaan atau kantor asing yang tertarik untuk berinvestasi di negara kami, harus terhalang dengan adanya embargo ekonomi.
Biasanya perusahaan-perusahaan yang punya hubungan dengan Amerika, pasti akan sulit juga memiliki hubungan perdagangan maupun investasi dengan negara kami. Jadi ini suatu tantangan besar bagi Kuba.Â
Meski presiden Obama selama masa pemerintahannya memperkenalkan beberapa pilihan yang memungkinkan pertukaran di bidang tertentu, namun tetap hal ini masih sangat mempengaruhi kami. Pada 2014 lalu, presiden Obama dan pemimpin kami melakukan dialog untuk kembali menstabilkan hubungan diplomatik dan mulai menormalisasi hubungan.
Namun ini memerlukan waktu lama sebelum bisa dicapai kesepakatan bersama. Yang perlu dilakukan terkait hal ini adalah pengangkatan blokade ekonomi dan finansial atas Kuba, serta mengembalikan salah satu bagian terori Kuba yang berada di Teluk Guantanamo. Amerika harus berhenti ikut campur dengan pemerintah Kuba.
Donald Trump sebentar lagi akan dilantik sebagai Presiden AS, bagaimana Kuba melihat hal ini?
Apa yang kami harapkan dan nantikan adalah bagaimana ia bisa melakukan dialog dengan Kuba. Jika kita bisa membangun dialog dan diskusi dengan Obama, tentu kami juga akan melakukannya dengan pemerintahan yang baru. Kedua negara ini telah membangun banyak kerja sama dan berupaya untuk saling menguntungkan bagi kedua negara terutama terkait dengan keamanan di laut, penanganan tindak perdagangan manusia, keamanan penerbangan, maupun di bidang budaya dan kesehatan.
Ini jadi satu langkah baik bagi kedua negara. Jika presiden baru AS mau untuk terus memajukan perdagangan ini, Kuba siap untuk melakukannya, sebab komitmen harus dimiliki oleh kedua pihak jika ingin menormalisasi hubungan. Karena ini tentu akan berdampak pada masyarakat di kedua negara.
Apakah Kuba siap menghadapi era keterbukaan?
Kuba selalu siap dan selalu terbuka. Kita tahu negara kami dihadapi dengan embargo ekonomi yang berpengaruh besar terhadap pertumbuhan ekonomi negara. Tapi kita juga punya hubungan diplomatik dengan negara-negara lainnya di dunia.
Kita menerima banyak kunjungan kepala negara ke Kuba, dan kami juga mengirim perwakilan negara kami ke negara-negara lain. Kami sangat terbuka dan mendukung adanya kemajuan sosial.
(ren)
Â