Mengenal Lebih Jauh Variasi Teknik Pembuatan Kopi Manual
- VIVA.co.id/Diza Liane Sahputri
VIVA.co.id – Kopi selalu memiliki cerita menarik di baliknya. Tak hanya asal dan cita rasanya, teknik pembuatan kopi yang beragam juga menarik untuk dibahas. Apalagi bagi mereka pecinta kopi.
Kali ini VIVA.co.id akan membahas teknik penyeduhan kopi manual dengan alat-alat yang tidak biasa, yakni teknik syphon. Blacklisted, salah satu kafe di Lotte Shopping Avenue, Jakarta, menggunakan alat-alat yang menyerupai gelas laboratorium untuk membuat kopi.
Bagi Anda yang belum tahu, syphon sendiri pertama kali dikenalkan di negara Perancis dan Jerman, dan kini sangat populer di beberapa negara Asia Timur seperti Jepang dan Korea.
Alat syphon terdiri dari empat bagian utama yaitu dua tabung atas dan bawah, pipa yang menyambungkan keduanya, filter untuk menyaring ampas dan terakhir pemanasnya. Sistem pemanas biasa menggunakan spiritus, namun penggunaan kompor gas mini juga diperbolehkan untuk mempercepat penyajian.
Proses pembuatannya dimulai dengan berkumpulnya uap panas, kemudian aliran air di tabung bawah mengalir dan naik ke atas melewati filter dan membasahi bubuk kopi. Selanjutnya, kopi yang telah diseduh akan turun ke bawah saat sumber panasnya dimatikan. Prosesnya memakan waktu sekitar satu hingga dua menit.
Kali ini kopi yang disajikan berasal dari biji kopi Brazil. Saat dituangkan ke cangkir, aroma kopinya terasa kuat dengan sedikit aroma cokelat yang lembut. Saat diseruput, Anda akan merasakan rasa asam yang medium dan rasa pahit di bagian akhir.
"Cara syphon biasanya memakan waktu sekitar dua menit. Banyak yang lebih menyukai rasa biji kopi Brazil karena paduan asam dan pahit yang dirasa pas," ujar Diana Samuel, District Manager Blacslisted Coffee kepada VIVA.co.id, saat ditemui di Jakarta, Rabu, 11 Januari 2017.
Kemudian ada pula teknik lain yang dinamakan cold drip, menggunakan tetesan es batu yang dicampur dengan biji kopi. Sejarah awal teknik cold drip diyakini berasal dari Jepang di tahun 1600-an, di mana meminum kopi dengan air dingin begitu populer kala itu.
Alatnya terdiri dari dua tabung. Tabung pertama untuk ekstraksi kopi dan tabung bawah untuk menampung hasil seduhannya. Proses pembuatannya dengan membiarkan tumpukan es batu berada di atas tabung tempat ekstraksi kopi. Perbandingan es batu dan kopinya sekitar 8:1, dan memakan waktu delapan jam untuk menghasilkan 1.200 mililiter kopi.
Karena perbandingan es batunya lebih banyak, warna kopi terlihat terang dan rasa yang dihasilkan juga tidak begitu kuat. Nah, meski menggunakan biji kopi Brazil, namun rasa kopi yang dihasilkan berbeda dengan hasil kopi yang dibuat dengan teknik syphon.
"Cold drip akan menghasilkan kopi yang lebih light. Asamnya juga tidak begitu kuat, jadi tidak berbahaya untuk penderita maag," kata Diana.
Dengan sensasi dingin, rasa dari biji kopi Brazil memiliki perpaduan asam yang rendah dan pahit yang medium, serta aroma yang tidak begitu kuat.
Untuk proses pembuatan kopi dingin, dipadukan dengan foam susu untuk menghasilkan segelas iced cappucino. Proses pembuatan dimulai dengan menyeduh kopi seperti biasa dengan air panas, lalu dibiarkan dingin di dalam botol.
Jika Anda memesan es kopi saja, maka tidak perlu dipadukan dengan busa susu. Namun, jika Anda lebih menyukai rasa yang lebih manis, campurkan es kopi dingin dengan busa susu dan kenikmatannya akan terasa berbeda di lidah. Jika tertarik mencoba, kisaran harga ketiganya mulai dari Rp8 ribu hingga Rp45 ribu.