Parade Koleksi Empat Desainer IFC Beda Genre
- Viva.co.id/Linda Hasibuan
VIVA.co.id – Indonesia Fashion Chamber (IFC) telah mengukuhkan 45 desainer sebagai anggota baru dari 12 chapter yang berada di kota besar, seperti DKI Jakarta, Yogyakarta, Bandung, Malang, Banda Aceh, Medan, Makassar, Padang, Semarang, Pontianak, dan Denpasar. Setiap anggota baru IFC dari berbagai chapter tersebut wajib menampilkan masing-masing delapan rancangan dalam trunk show.
Beberapa desainer yang baru dikukuhkan, seperti Aninda Nazmi yang merupakan desainer chapter Bandung, membawa brand Nazmi. Sang desainer mengangkat tema Interstellar Dust yang merupakan kelanjutan dari filosofi bintang dan benda-benda angkasa yang menjadi identitas desain Nazmi.
Dalam desainnya, Aninda selalu meleburkan inspirasi dari benda langit, tata surya, lanskap alam raya dan interaksi biota di dalamnya. Ini merupakan babak baru baginya dengan mengangkat citra benda-benda langit dan konsep tata surya bergaya modest wear.
"Saya mencoba bereksperimen dengan siluet O-line, I-line untuk kesan simple, edgy dan modern bergaya modest wear," ujar Aninda kepada VIVA.co.id di Bandung, Jawa Barat, Rabu malam, 11 Januari 2017.
Desainer lain yang ikut memamerkan koleksinya adalah Fenny Chen dari chapter Semarang. Desainer spesialis evening gown ini terinspirasi dari Digitarian yang menyasar pada anak muda pecinta dunia digital.
Berangkat dari hal itu, Fenny ingin menciptakan konsep mode yang terkesan luntur dan keluar dari pakem yang ada. Karena itu, banyak kreasi tabrak dan padu padan dari siluet yang ditampilkan.
Fenny mengakui bahwa cuttingan yang ditampilkan pada koleksinya, seperti straight, asimetris dan simetris. Seluruh koleksi terbaru ini dia ciptakan hanya dalam waktu tiga minggu.
Selanjutnya, desainer chapter DKI Jakarta, Phangsanny yang mempersembahkan gaun pengantin dalam bentuk kebaya yang terlihat modern. Gaya busana koleksinya ini mencerminkan feminisme seorang wanita yang anggun dan warna broken white yang mendominasi seluruh koleksi gaun pengantin kebaya rancangannya menampilkan sisi elegan wanita.
Terakhir, desainer chapter DKI Jakarta lainnya, Savira Lavinia atau dikenal Sav Lavin yang mengambil kisah Desa Ngada di Flores. Wanita berusia 24 tahun ini mengangkat tema Tacenda dan mengaplikasikan belt dari perajin yang dinamai Keru.
Dalam proses penggarapan, desainer lulusan Esmod tahun 2013 ini menghabiskan waktu lima bulan. Koleksi tersebut dikemas secara urban untu muda-mudi bergaya dinamis.
"Koleksi ini saya ambil dari kisah yang ada di Desa Ngada, Flores," ucapnya.