DPR: Tingginya Harga Cabai Karena Distribusi Tidak Normal

Wakil Ketua Komisi IV DPR Herman Khaeron
Sumber :

VIVA.co.id – Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Herman Khaeron menegaskan bahwa tingginya harga cabai pada tingkat konsumen disebabkan karena proses pendistribusian yang tidak normal.

Daftar Harga Pangan 12 November 2024: Beras hingga Daging Sapi Naik

“Ini adanya pada aspek pendistribusian,” kata Herman usai melakukan inspeksi di Pasar Palmerah, Rabu, 11 Januari 2017.

Herman menjelaskan, produksi cabai di tingkat petani sejauh ini tidak mengalami kendala yang signifikan.

Terlalu Banyak Telan Biji Cabai Bikin Usus Buntu, Mitos Atau Fakta?

“Jika produksi menyusut, wajar jika harga melambung. Tetapi ini kan produksi normal. Tidak ada peristiwa yang menjadikan pasokan menurun. Tidak ada banjir. Tidak ada kekeringan. Makanya aneh jika harga melambung. Setelah kita cek ternyata distribusinya,” ujarnya.

Untuk itu, Herman lagi-lagi mendesak pemerintah untuk segera merealisasikan pembentukan Badan Pangan Nasional. Kehadiran badan tersebut nantinya diyakini mampu menyelesaikan berbagai persoalan ketersediaan bahan pangan yang kerap mengalami gangguan di republik ini.

Daftar Harga Pangan 7 November 2024: Bawang, Cabai, hingga Daging Sapi Naik

“Badan Pangan Nasional itu amanat undang-undang. Tinggal realisasinya saja. Melalui badan pangan itu bisa diselesaikan kelangkaan-kelangkaan tersedianya bahan pangan yang berujung pada lonjakan harga,” katanya.

Dalam inspeksi tersebut, Herman menemukan harga cabai rawit merah berada pada harga Rp140 ribu per kilogramnya.

“Awalnya saya lega karena saat saya tanya harga cabai merah besar Rp50-55 ribu. Tapi begitu saya tanya harga cabai rawit merah, saya langsung kaget Rp140 ribu per kilonya. Ini sangat jauh dari batas kenormalan,” ujarnya.

Tingginya harganya cabai rawit merah tersebut, lanjut Herman, masih bisa turun. Hanya saja dibutuhkan waktu dan tidak bisa serta merta.

“Awalnya lonjakan hanya terjadi di pasar, tapi karena lonjakan di pasar terjadi dalam waktu cukup lama, akhirnya petani pun telah mengambil sikap untuk ikut menaikkan harga jualnya kepada tengkulak. Akibatnya, kalaupun ada upaya yang dilakukan oleh pemerintah, harga tersebut baru akan turun dalam waktu sekitar satu bulanan,” kata Herman.   (webtorial)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya