Begini Teori Baru Asal Usul Bulan
- www.businessinsider.co.id/NASA/JPL-Caltech
VIVA.co.id – Peneliti Weizmann Institute of Science, Israel, mengumumkan teori baru asal usul Bulan terbentuk. Teori baru itu berbeda dengan teori munculnya Bulan yang selama ini diyakini para ilmuwan.
Dalam teori baru tersebut, tim peneliti dari lembaga Israel itu mengatakan, satelit Bumi terbentuk akibat dampak dari tabrakan beberapa objek antariksa besar di masa lalu. Teori baru ini membantah teori Bulan terbentuk dari dampak tabrakan tunggal antara Bumi awal dengan planet lain yang seukuran Planet Mars.
Teori baru membantah Bulan hanya terbentuk karena satu tabrakan dari dua objek antariksa.
Dikutip dari Business Insider, Selasa 10 Januari 2017, selain menjelaskan bagaimana awalnya Bulan terbentuk, studi peneliti tersebut menjelaskan, kenapa Bulan lebih banyak terdiri atas material mirip Bumi dibanding campuran dari berbagai elemen dan planet lainnya.
Untuk sampai pada kesimpulan tersebut, pemimpin studi, Racula Rufu dan timnya menjalankan ratusan simulasi matematika yang menggambarkan bagaimana saat planet besar tabrakan dengan Bumi awal.
Dalam pengujian ini, tabrakan tersebut menghasilkan kepingan yang melesat dari Bumi dan objek antariksa lainnya, tapi sebagian besar terdiri atas material Bumi.
Hasil dari simulasi itu menunjukkan, paling tidak dibutuhkan 20 tabrakan untuk bisa menghasilkan Bulan. Rufu mengatakan, pembentukan Bulan lebih mungkin lahir dari banyak tabrakan kecil.
"Skenario dampak berbagai tabrakan itu merupakan cara yang lebih alami menjelaskan pembentukan Bulan," kata Rufu.
Dia menjelaskan, pada masa tahap awal Tata Surya, begitu berlimpah tabrakan antar objek di antariksa. Untuk itu, menurut dia, penjelasan yang mungkin, pembentukan Bulan terjadi karena dampak dari beberapa tabrakan di antariksa.
Peneliti mengatakan, dampak dari banyak tabrakan benda antariksa dengan Bumi membuat material dari Bumi meluncur ke langit dan orbit. Selanjutnya lontaran itu akan bergabung solid menjadi bola tunggal.
Penggabungan itu melahirkan moonlet atau Bulan kecil yang terbentuk selama periode waktu kira-kira 100 juta tahun.
Rufu mengatakan, teori pembentukan Bulan yang diyakini selama ini punya kelemahan, yakni tak menjelaskan kenapa Bulan sangat mirip dengan batuan di Bumi. Sementara itu, dengan teorinya tersebut, tim Rufu punya landasan kenapa Bulan punya material seperti Bumi.
Dia mengatakan, benda yang bertabrakan, berkontribusi pada Bulan yang final, bisa membuat tanda kimia keluar. Namun, nyatanya jejak kimia dampak tabrakan itu tersembunyi.
"Selain itu, kecepatan yang lebih tinggi dari objek tabrakan bisa lebih menggali bahan Bumi, maka hal ini membuat Bulan kecil (moonlet) akan menyerupai komposisi Bumi," tutur dia.
Hasil studi ini sudah dipublikasikan di jurnal Nature Geoscience.