Rupiah Dibayangi Penurunan Harga Minyak
- ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
VIVA.co.id – Perdagangan nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat diperkirakan dapat kembali tertekan pada hari ini, Selasa 10 Januari 2017, setelah kemarin berhasil parkir di zona hijau.
Analis PT Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada mengatakan, laju rupiah terlihat sedikit tertekan seiring dengan penguatan laju dolar AS, karena imbas dari pelemahan harga minyak mentah dunia.
"Laju rupiah kami cermati terdapat peluang kembali melanjutkan pelemahannya terutama dengan adanya imbas pelemahan sejumlah harga komoditas," kata Reza di Jakarta, Selasa, 10 Januari 2017.
Pelemahan rupiah ini didukung oleh, rilis data ekonomi payroll AS yang tumbuh, walau masih di bawah estimasi. Namun pelaku pasar masih merespons positif dengan masih adanya kenaikan data tersebut.
Sementara di dalam negeri, rilis Bank Indonesia yang mencatat posisi cadangan devisa Indonesia akhir Desember 2016 sebesar US$116,4 miliar, belum cukup kuat mengangkat laju rupiah bertahan di zona hijau. Padahal angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan posisi akhir November 2016 yang sebesar US$111,5 miliar.
"Jikalau terjadi pelemahan maka diharapkan dapat terbatas, lantaran faktor kenaikan nilai cadangan devisa yang dapat menahan sentimen-sentimen negatif tersebut," tuturnya.
Reza memperkirakan rupiah akan bergerak dengan kisaran pada kisaran batas bawah Rp13.400 dan batas atas Rp13.280.