Berpotensi Menguat, Rupiah Tetap Harus Waspada

Dolar AS dan rupiah.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – Rupiah diprediksi masih akan berjalan di lajur hijau seiring melemahnya dolar AS. Namun rupiah tak boleh terlena, ada beberapa hal yang harus dicermati agar semakin perkasa.

Rupiah Menguat Dipicu Besarnya Peluang Pemangkasan Suku Bunga The Fed

"Pergerakan laju rupiah yang masih dapat memanfaatkan pelemahan laju dolar AS masih memiliki peluang untuk kembali menguat namun, tetap mencermati berbagai sentimen terutama dari rilis data-data ekonomi AS," kata Analis PT Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Senin, 9 Januari 2017.

Penguatan rupiah juga bakal didukung sentimen data defisit neraca perdagangan AS yang diharapkan akan naik yang diikuti dengan penurunan nonfarm payrolls dan factory orders, di mana dapat melemahkan laju dolar AS sehingga rupiah masih dapat menguat. 

Rupiah Menguat, Kesepakatan Genjatan Senjata Israel-Hisbullah Jadi Sorotan

"Sentimen ini masih dapat bertahan untuk memberikan konfirmasi sinyal penguatan lanjutan pada laju rupiah," tuturnya. Pergerakan rupiah hari ini akan bergerak dengan kisaran batas bawah atau support di level Rp13.400 dan batas atas atau resistance Rp13.280.

Reza menjelaskan, meski laju indeks dolar AS bergerak menguat menjelang rilis data perekonomian Amerika Serikat namun, laju rupiah mampu bergerak menguat.

Rupiah Melemah Lagi ke Level Rp 15.932 per dolar AS

Sebab sebelumnya, pelaku pasar telah memperhatikan rilis beberapa data perekonomian AS, terutama laporan data tenaga kerja yang diestimasi membaik sehingga berimbas positif terhadap indeks dolar AS. 

Akan tetapi, pergerakan dolar AS uga tertahan dengan adanya sejumlah ketidakpastian terutama pada ketidakpastian realisasi janji Trump terhadap beberapa kebijakan ekonomi. 

"Dalam kampanye pilpres AS, Trump menyerukan perbaikan dari perjanjian perdagangan bebas di Amerika Utara. Trump juga sering menjanjikan untuk membangun dinding sepanjang perbatasan AS-Meksiko,” ujarnya.

Trump juga telah memanggil beberapa perusahaan untuk mengirim pekerjaan dari AS ke negara-negara lain. Ketidakpastian lainnya ialah terkait dengan hubungan dagang AS-Tiongkok sehingga pelaku pasar lebih memilih keluar pasar.

Dengan sentimen tersebut, kata Reza, laju mata uang lainnya termasuk rupiah dapat memanfaatkan kondisi tersebut untuk bergerak menguat.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya